Prabowo Serukan Persatuan Negara Muslim: Bagaimana Bisa Bantu Palestina kalau Saling Bermusuhan?
Presiden Prabowo Subianto menyerukan persatuan negara-negara muslim untuk mendukung perdamaian di Palestina dan Suriah.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Bobby Wiratama
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Prabowo Subianto menyerukan persatuan negara-negara Muslim untuk mendukung perdamaian di Palestina dan Suriah.
Hal itu disampaikan Prabowo pada sesi khusus Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-11 Developing Eight (D-8) di Istana Kepresidenan New Administrative Capital, Kairo, Mesir, Kamis (19/12/2024).
Menurut Prabowo, solidaritas negara-negara Muslim masih lemah, terutama dalam isu perdamaian dan kemanusiaan.
“Kita harus melihat realitas dari situasi ini. Kita selalu menyatakan dukungan untuk Palestina, Suriah, tapi dukungan yang seperti apa?” ungkap Prabowo.
Prabowo menyebut, pernyataan dukungan dan bantuan kemanusiaan tidak diimbangi langkah nyata menciptakan perubahan.
“Ketika saudara kita kesusahan, kita memberikan pernyataan dukungan dan mengirimkan bantuan kemanusiaan."
"Maaf ini opini saya, tapi mari kita lihat realitasnya. Kita harus bekerjasama, menyamakan suara, dan tidak terpecah belah,” tegasnya.
Kritik Devide et Impera
Prabowo juga mengkritik strategi devide et impera yang masih melemahkan solidaritas antarnegara Muslim.
Devide et Impera adalah istilah dalam bahasa Latin yang berarti "pecah belah dan kuasai".
Strategi ini digunakan untuk menguasai atau mengontrol suatu kelompok, komunitas, atau bangsa dengan cara memecah belah persatuan mereka sehingga menjadi lemah dan lebih mudah dikuasai.
Baca juga: Bahlil soal Prabowo Maafkan Koruptor: Uangnya Bisa untuk Makanan Bergizi, PDIP Menolak
Prabowo mengatakan konflik internal di beberapa negara Muslim menjadi contoh nyata adanya konflik internal di antara sesama.
“Kapan ini akan berakhir? Bagaimana kita bisa membantu Palestina kalau kita saling bermusuhan antarsesama? Mari kita jujur kepada rakyat kita,” katanya.
“Hak asasi manusia bukan untuk orang Muslim. Ini kenyataannya, sangat menyedihkan. Mari kita kerjakan apa yang kita bisa, tapi tetap lihat realitanya dan jujur dengan diri kita sendiri,” lanjutnya.
Prabowo menegaskan kembali seruan persatuan, kerja sama yang erat, dan kesadaran akan situasi global yang dihadapi umat Muslim.
“Indonesia akan berusaha semaksimal mungkin, dengan cara apapun yang kita bisa, tapi saya mendorong persatuan. Saya mendorong kerjasama,” tandasnya.
Tentang D-8
KTT D-8 adalah forum kerja sama ekonomi yang terdiri dari delapan negara berkembang: Indonesia, Bangladesh, Mesir, Iran, Malaysia, Nigeria, Pakistan, dan Turki. Tujuan utama forum ini adalah untuk meningkatkan kerja sama ekonomi di antara negara-negara anggotanya.
Pada 17-19 Desember 2024, Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menghadiri KTT D-8 ke-11 yang diselenggarakan di Ibu Kota Baru Mesir, Kairo.
Dalam pertemuan tersebut, Presiden Prabowo menyampaikan pentingnya penguatan kerja sama ekonomi antarnegara anggota D-8, dengan fokus pada investasi di kalangan pemuda dan dukungan terhadap Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Selain itu, Prabowo juga menyoroti bahwa dunia internasional seringkali tidak menghormati suara negara-negara Muslim, dan oleh karena itu, negara-negara D-8 perlu bersatu untuk memperkuat posisi mereka di kancah internasional.
KTT D-8 pertama kali diadakan pada tahun 1997 di Istanbul, Turki, dan sejak itu menjadi platform penting bagi negara-negara anggotanya untuk berdiskusi dan bekerja sama dalam berbagai bidang ekonomi.
Dengan demikian, KTT D-8 merupakan forum yang strategis bagi Indonesia untuk memperkuat hubungan ekonomi dengan negara-negara berkembang lainnya dan berkontribusi pada pembangunan ekonomi global.
(Tribunnews.com/Gilang Putranto)