Rudal Hipersonik Houthi Sasar Kementerian Keamanan Israel, IDF Bingung Misi Terganggu
Houthi meluncurkan dua rudal hipersonik, Rabu (17/12/2024). Salah satunya menghantam Kementerian Pertahanan Israel.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.com - Kelompok perlawanan di Yaman, Houthi, mengumumkan telah melancarkan dua rudal hipersonik ke Israel, Rabu (17/12/2024).
Salah satu rudal menghantam Kementerian Pertahanan Israel di pusat kota.
Sementara, satu rudal lainnya diluncurkan saat pesawat tempur Israel menyerang Yaman.
Operasi itu bersamaan dengan serangan udara Israel di Yaman, dilansir Al Mayadeen.
Pemimpin gerakan Houthi, Abdul Malik al-Houthi, mengungkapkan serangan pihaknya ke Kementerian Israel menyebabkan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) "mengalami kebingungan signifikan sebab misi mereka terganggu."
Ia menegaskan pihaknya tak akan mundur sedikitpun dari posisi mendukung rakyat Palestina.
Baca juga: Roket Al-Qassam Hancurkan Pusat Komando IDF, Al-Quds Sukses Tangkap Pesawat Pengintai Israel
"Kami tidak akan menyimpang dari posisi kami dalam mendukung rakyat Palestina, terlepas dari tantangan atau serangan dari AS, Israel, atau sekutu mereka," tegasnya.
Al-Houthi juga menyerukan kepada rakyat Yaman untuk berpartisipasi dalam unjuk rasa besar-besaran pada Jumat (20/12/2024), untuk mendeklarasikan tantangan mereka terhadap Israel dan menegaskan kembali keteguhan mereka.
Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Israel juga pernah menjadi sasaran serangan kelompok perlawanan Lebanon, Hizbullah, pada pertengahan November 2024.
Saat itu, Hizbullah mengatakan drone mereka tepat mengenai sasaran yang dituju.
Jumlah Tentara Israel Difabel Diprediksi Meningkat
Pada Selasa (17/12/2024), militer Israel mengonfirmasi kematian dua pasukannya di Gaza selatan.
Menurut penyelidikan lawan, dua prajurit itu, bersama lainnya, memasuki sebuah gedung di Rafah.
Gedung itu kemudian runtuh saat para pasukan Israel berada di dalamnya.
Diketahui, sepanjang perang sejak 7 Oktober 2023, lebih dari 13.500 tentara Israel terluka.
Bahkan, 1.500 di antaranya terluka sebanyak dua kali.
Tak hanya itu, Otoritas Penyiaran Israel mengutip perkiraan IDF, jumlah tentara Israel disabilitas bisa meningkat hingga 100.000 orang pada 2030 mendatang.
Sebanyak 60 persen di antaranya diprediksi mengalami gangguan mental.
Sementara itu, Yedioth Ahronoth melaporkan, cedera perang "mempengaruhi kemampuan fisik dan mental prajurit, serta kehidupan sehari-hari mereka dan kemampuan mereka untuk beradaptasi dan kembali ke kehidupan normal."
Jumlah Korban di Gaza Lebih dari 45.000 Jiwa
IDF diketahui telah membunuh 45.907 warga Palestina di Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Sementara, 107.244 lainnya terluka, lapor Kementerian Kesehatan di Gaza.
Pada Rabu, militer Israel melakukan penembakan artileri hebat di dekat Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara, yang menyebabkan unit perawatan intensif terbakar.
Direktur RS Kamal Adwan, Dr. Hussam Abu Safiya, mengatakan, "Kami terkejut dengan masuknya kendaraan (militer) dan buldoser ke sekitar rumah sakit."
Ia menambahkan, penyusupan itu didahului oleh serangan mengerikan terhadap rumah-rumah di dekat rumah sakit.
Adwan menyatakan, rumah sakit tiba-tiba menjadi sasaran segala jenis senjata, dengan serangan yang disengaja dan jelas terhadap unit perawatan intensif.
"Kami berhasil, secara ajaib, mengevakuasi pasien yang menggunakan ventilator dari ICU sebelum kebakaran terjadi," Abu Safiya menambahkan, seraya mencatat, rumah sakit tempatnya adalah satu-satunya unit perawatan intensif di Gaza utara.
Adwan juga menggambarkan situasi tersebut sebagai "sangat dahsyat dan masih berbahaya."
Ia mengungkapkan staf rumah sakit berusaha memadamkan api menggunakan peralatan dasar, karena fasilitas tersebut telah menderita kekurangan air selama delapan hari karena serangan Israel terhadap tangki air dan jaringan pasokan.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)