Apa yang Dibahas Utusan AS saat Bertemu Pemimpin HTS al-Jolani Pertama Kali di Suriah?
Amerika Serikat untuk pertama kalinya mengutus utusan kunjungi Suriah untuk bertemu dengan pemimpin HTS, Abu Mohammed al-Jolani. Apa yang dibahas?
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Salma Fenty
Leaf mengatakan AS memutuskan untuk membatalkan hadiah bagi al-Sharaa setelah menerima “pesan positif” selama diskusi hari Jumat, termasuk janji untuk memastikan bahwa kelompok “teroris” tidak dapat menimbulkan ancaman.
"Berdasarkan diskusi kami, saya katakan kepadanya bahwa kami tidak akan meneruskan tawaran hadiah Rewards for Justice yang telah berlaku selama beberapa tahun," kata Leaf kepada wartawan, dikutip dari Al Jazeera.
"Saya juga mengomunikasikan pentingnya inklusi dan konsultasi yang luas selama masa transisi ini," ujar Leaf.
"Kami sepenuhnya mendukung proses politik yang dipimpin dan dimiliki oleh warga Suriah yang menghasilkan pemerintahan yang inklusif dan representatif yang menghormati hak-hak semua warga Suriah, termasuk perempuan, dan berbagai komunitas etnis dan agama di Suriah," tegas Leaf.
Baca juga: Warga Kristen Damaskus Khawatir Rayakan Natal Pasca-Kudeta, HTS Belum Jelas Sikapnya
Perjalanan Leaf ke Suriah terjadi saat negara-negara Barat sedang mempertimbangkan apakah akan mencabut sebutan “teroris” untuk HTS.
Meskipun penunjukan tersebut disertai serangkaian sanksi, namun hal itu tidak melarang pejabat AS untuk berbicara kepada anggota atau pemimpin kelompok tersebut.
Masih Punya 2.000 Tentara di Suriah
Sebelum terjadinya kunjungan tersebut, AS sempat mengakui bahwa pasukannya di Suriah masih sangat banyak.
Sebelumnya, Pentagon menyebut terdapat 900 pasukan AS yang masih berada di Suriah.
Baca juga: Kunjungan Pertama Diplomat AS di Suriah Pasca-Assad: Dulu Cap HTS Teroris, Kini Mau Kerja Sama
Kini, Pentagon merevisi jumlah tersebut dengan mengungkapkan bahwa jumlah total pasukan AS di Suriah dua kali lebih banyak dari pernyataan sebelumnya.
Saat ini, pasukan AS di Suriah ada sekitar 2.000 tentara, menurut Sekretaris Pers Pentagon, Mayjen Pat Ryder.
Ia mengatakan, jumlah pasukan AS di Suriah tersebut mencakup pasukan sementara untuk "persyaratan misi yang berubah-ubah" dan misi Mengalahkan ISIS.
Penambahan pasukan AS ini terjadi sebelum jatuhnya rezim Assad, kata Ryder, tanpa menyebutkan kapan tepatnya pengerahan tentara dilakukan.
"Saya mengetahui angkanya hari ini," kata Ryder, dikutip dari Al Arabiya.
Baca juga: Tiba di Damaskus, Diplomat Tinggi AS Bersiap Bertemu Perwakilan HTS
"Sebagai seseorang yang berdiri di sini dan memberi tahu Anda angka 900 (tentara), saya ingin memberi tahu Anda apa yang kami ketahui tentang itu," lanjutnya.