Netanyahu Disebut Tak Mau Gencatan Senjata, Lakukan Trik yang Sama dan Tak Akan Hentikan Perang Gaza
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, disebut tidak menginginkan kesepakatan dengan Hamas.
Penulis: Nuryanti
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin Oposisi Israel, Yair Lapid, mengatakan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, tidak menginginkan kesepakatan dengan Hamas.
Hal ini sebagaimana disampaikan Yair Lapid kepada Radio Angkatan Darat Israel.
Komentar Yair Lapid mengikuti kritik serupa dari ketua Partai Ketahanan Israel, Benny Gantz, dan pemimpin partai Israel Beiteinu, Avigdor Lieberman.
"Dia melakukan trik yang sama seperti yang dilakukannya sebelumnya," ujarnya, Senin (23/12/2024), dilansir Al Jazeera.
"Negosiasi terus berlanjut dan menjadi mungkin, lalu dia mendatangi media asing dan menjelaskan bahwa dia tidak akan menghentikan perang dan memberi isyarat kepada Hamas bahwa tidak ada alasan untuk membuat kesepakatan dengan mereka," paparnya.
Perundingan Gencatan Senjata Beberapa Kali Gagal
Sebelumnya, upaya untuk mencapai gencatan senjata Gaza dan kesepakatan pembebasan sandera antara Israel dan Hamas telah berulang kali gagal karena hambatan utama.
Namun, negosiasi baru-baru ini telah meningkatkan harapan akan tercapainya kesepakatan.
Pada Selasa (17/12/2024), Washington menyatakan "optimisme hati-hati" atas kemungkinan "kesepakatan yang akan segera terjadi."
Hal ini terjadi setelah dilaporkan adanya negosiasi tidak langsung yang dimediasi oleh Qatar bersama Mesir dan Amerika Serikat.
Sumber-sumber diplomatik mengatakan kepada AFP bahwa deklarasi terbaru Presiden terpilih AS Donald Trump, bahwa kesepakatan harus dicapai sebelum ia kembali menjabat pada 20 Januari, yang berdampak pada putaran terakhir perundingan.
Baca juga: RS Kamal Adwan Gaza Utara Dihujani Peluru Israel, Ratusan Pasien Kelimpungan Cari Tempat Berlindung
Salah satu sumber diplomatik mengatakan bahwa Hamas, yang terisolasi setelah melemahnya sekutunya di Lebanon, Hizbullah, dan penggulingan orang kuat Suriah Bashar Assad, sangat ingin mencapai kesepakatan sebelum akhir tahun.
"Banyak orang melihat (kesepakatan) sebagai hadiah Natal yang sempurna," kata sumber itu, seperti diberitakan Arab News.
Yang lain mencatat bahwa sejak kematian Kepala Hamas Yahya Sinwar, para pemimpin Hamas di luar negeri, yang dikenal lebih pragmatis daripada dalang serangan 7 Oktober 2023 yang memicu perang, telah melakukan negosiasi.
Israel melancarkan perang sebagai balasan atas serangan Hamas pada Oktober 2023 di Israel selatan, yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menculik 250 orang lainnya, sekitar 100 di antaranya masih ditawan.