Media AS: Israel Krisis Tentara, Bentuk Unit Tempur Pertama Berisi Perempuan Yahudi Ortodoks
Israel menciptakan unit tempur pertama bagi perempuan beragama Yahudi Ortodoks untuk mengatasi krisis tentara
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Media AS: Krisis Tentara, Israel Bentuk Unit Tempur Pertama Perempuan Yahudi Ortodoks
TRIBUNNEWS.COM - Media Amerika Serikat (AS), Bloomberg mengkonfirmasi - dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada Jumat (20/12/2024), kalau militer Israel (IDF) membentuk unit tempur pertama yang berisi perempuan dari kalangan zionis religius.
Kalangan zionis religius yang dimaksud adalah komunitas Yahudi Ortodoks yang tadinya berada dalam pengecualian sistem wajib militer di ketentaraan Israel.
Baca juga: Divisi David, 40 Ribu Prajurit Baru Tentara Israel Buat Perang Multi-Front di Tengah Krisis Personel
"Mengingat kekurangan tentara dengan berlanjutnya perang di Jalur Gaza serta meningkatnya jumlah wanita di komunitas Yahudi Ortodoks (Haredim) Israel yang ingin berperang, IDF membentuk unit tempur pertama berisi kaum wanita beragama (Haredim)," tulis laporan Bloomberg yang dikutip Khaberni, Selasa (24/12/2024).
Media AS itu juga menyatakan kalau unit tempur baru tersebut berisi beberapa lusin wanita tentara, namun dapat diperluas jika terbukti berhasil.
"Unit tersebut mencakup kepemimpinan yang semuanya perempuan dan seorang penasihat agama, yang merupakan pertama kalinya IDF menciptakan sistem dan peran ini dalam militer," kata laporan tersebut.
Laporan menambahkan, beberapa rekrutan perempuan di unit ini akan bertugas sebagai pasukan intelijen tempur.
Para wanita ini akan menjalani pelatihan yang akan berlangsung selama 8 bulan, setelah itu mereka akan bergabung dengan batalion perempuan.
IDF Krisis Tentara
Situs berita tersebut, mengutip pernyataan tentara Israel, melaporkan “perekrutan unit keagamaan perempuan bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi perempuan yang tertarik dalam peran tempur,”.
Sebagai catatan, sebelum Israel melancarkan perang di Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023, kaum Yahudi Ortodoks menganggap bahwa perempuan tidak boleh berpartisipasi dalam pertempuran di ketentaraan.
"Wanita Yahudi Ortodoks bisa saja mendapat pengecualian dari wajib militer bagi perempuan dan laki-laki di tentara Israel, namun berlanjutnya perang di Jalur Gaza selama lebih dari setahun dan perluasan wilayahnya hingga mencakup Lebanon, serta militer. operasi di Suriah, menyebabkan kekurangan yang signifikan dalam jumlah tentara Israel," menurut apa yang dilaporkan Bloomberg.
Bloomberg jua mewawancarai seorang wanita tentara di unit tempur berisi wanita Haredim tersebut.
Sosok wanita tentara yang direkrut tersebut mengatakan kepada Bloomberg, “Tentara Israel benar-benar membutuhkan lebih banyak pejuang. Kami selalu mendengarnya,”.
Channel 12 Israel mengatakan pada Kamis kalau IDF menderita kekurangan parah sekitar 7.000 pejuang dan pendukung tempur karena perang yang sedang berlangsung di beberapa sektor.
Situasi ini membuat IDF kemungkinan akan merekrut ribuan pemuda Haredim (Yahudi ultra-Ortodoks) untuk mengatasi krisis personel militer tersebut.