PM Israel Netanyahu Klaim Ada Kemajuan Negosiasi Gencatan Senjata di Gaza, Apa Kata Hamas?
PM Israel Netanyahu klaim ada kemajuan negosiasi gencatan senjata di Gaza, namun Hamas mengatakan nasib sandera tergantung pada posisi tentara Israel.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengklaim ada beberapa kemajuan yang dicapai oleh Israel dalam negosiasi untuk pertukaran sandera dengan gerakan perlawanan Palestina, Hamas.
“Saya dengan hati-hati mengatakan bahwa beberapa kemajuan telah dicapai dan kami akan terus berupaya sampai kita mengembalikan semuanya," katanya setelah rapat dengan anggota Knesset, Senin (23/12/2024).
Namun, Netanyahu menegaskan Israel tidak bisa mengungkap rincian pembicaraan itu.
“Kami mengambil langkah-langkah untuk mengembalikan mereka, tapi kami tidak dapat mengungkapkan semua yang kami lakukan,” lanjutnya, dikutip dari Al Arabiya.
Hamas: Nasib Sandera Tergantung pada Posisi Tentara Israel di Lapangan
Abu Ubaida, juru bicara Brigade Al-Qassam (sayap militer Hamas), mengatakan nasib para sandera di Gaza tergantung pada posisi tentara Israel yang maju ratusan meter di beberapa daerah yang menjadi sasaran agresi.
“Nasib beberapa tahanan musuh bergantung pada kemajuan tentara pendudukan ratusan meter di beberapa daerah yang menjadi sasaran agresi," kata Abu Ubaida, Senin (23/12/2024).
Ia juga mengatakan pejuang Brigade Al-Qassam telah mencapai berbagai kemajuan di Jalur Gaza.
“Kepahlawanan mujahidin kami dan kinerja lapangan mereka di Jalur Gaza utara adalah model yang menginspirasi bagi semua orang bebas di dunia," tambahnya.
"Musuh (Israel) menyembunyikan kerugian nyata dan kondisi menyedihkan tentaranya di Jalur Gaza utara demi menjaga citra tentaranya," lanjutnya.
Abu Ubaida mengatakan Israel melakukan serangan bertubi-tubi di Jalur Gaza utara untuk menutupi rasa malunya.
Baca juga: Netanyahu: Israel Akan Terus Melawan Houthi, tapi Tidak Sendirian
“Genosida dan pembersihan etnis di Jalur Gaza utara menargetkan warga sipil yang tidak bersalah, untuk menutupi skandal dan rasa malu tentara Zionis," ujarnya, seperti diberitakan Al Mayadeen.
Jumlah Korban di Jalur Gaza
Jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 45.317 jiwa dan 107.713 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Senin (23/12/2024) menurut Kementerian Kesehatan Gaza, dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Anadolu Agency.
Sebelumnya, Israel mulai menyerang Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak pendirian Israel di Palestina pada tahun 1948.
Israel mengklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 sandera Palestina pada akhir November 2023.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel