Umat Kristen Suriah Rayakan Natal Pertama setelah Penggulingan Bashar Al-Assad
Tahun ini, menjadi Natal pertama di Suriah setelah penggulingan Bashar Al-Assad.
Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Febri Prasetyo
Di bawah Assad, umat Kristen diizinkan merayakan hari raya mereka dan menjalankan ritual mereka.
Penduduk ibu kota Suriah, Damaskus, mengatakan kepada CNN bahwa HTS tidak memberlakukan pembatasan apa pun pada perayaan atau doa tahun ini.
Pemimpin Hayat Tahrir Al-Sham (HTS), Abu Mohammed Al-Jolani yang saat ini dikenal dengan Ahmad al-Sharaa mengatakan bahwa kelompoknya akan melindungi kaum minoritas dan organisasi agama di Suriah, dikutip dari CNN.
Pemerintah yang dipimpin HTS mengatakan bahwa Rabu (25 Desember) dan Kamis (26 Desember) akan menjadi hari libur umum.
Jatuhnya Assad
Sebagai informasi, pasukan rezim Assad dan kelompok antirezim kembali bentrok pada 27 November 2024.
Bentrokan antara 2 kelompok ini terjadi di daerah pedesaan sebelah barat Aleppo, kota besar di Suriah utara.
Bentrokan ini terjadi selama 10 hari.
Kelompok pemberontak melancarkan berbagai serangan hingga merebut kota-kota penting di Suriah.
Puncaknya terjadi pada Minggu (8/12/2024) ketika oposisi yang didukung oleh unit-unit militer yang membelot menyebabkan rezim Assad runtuh setelah perang saudara selama 14 tahun.
Setelah digulingkan, Assad dilaporkan kabur dari Suriah dan berada di Moskow setelah mendapat tawaran suaka dari Rusia.
Hal tersebut dilaporkan oleh kantor berita Rusia, Interfax pada Minggu (8/12/2024).
Tak sendiri, Assad dikabarkan kabur dari Suriah bersama keluarganya.
Kabar tersebut dikonfirmasi oleh juru bicara Kremlun, Dmitry Peskov.
Peskov mengatakan Assad telah diberi suaka di Rusia, dan mengatakan keputusan itu dibuat oleh Presiden Vladimir Putin.
(Tribunnews.com/Farrah)
Artikel Lain Terkait Konflik Suriah