Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Seperti Hebel Tembok Bangunan, Perangkat Mata-mata Israel Ditemukan di Rumah Sakit Gaza

Peralatan pengintai Israel berbentuk seperti hebel bangunan itu secara diam-diam ditempatkan di salah satu rumah sakit di Gaza

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Seperti Hebel Tembok Bangunan, Perangkat Mata-mata Israel Ditemukan di Rumah Sakit Gaza
Tangkap Layar/MNA
Peralatan pengintai (mata-mata) Israel yang berbentuk seperti hebel bangunan ditemukan di salah satu rumah sakit di Gaza. 

Seperti Hebel Tembok Bangunan, Perangkat Mata-mata Israel Ditemukan di Rumah Sakit Gaza


TRIBUNNEWS.COM – Petempur milisi pembebasan Palestina di Jalur Gaza mengumumkan penemuan dan penyitaan peralatan mata-mata Israel, MNA melaporkan Jumat (27/12/2024).

Peralatan pengintai itu secara diam-diam ditempatkan di salah satu rumah sakit di Gaza, kata laporan tersebut.

Menurut situs berita Palestine Online, pihak milisi perlawanan dalam sebuah pernyataan menginformasikan kalau Tentara Israel (IDF) memantau pergerakan warga Palestina melalui perangkat ini.

Baca juga: Media AS: Aturan Main di Gaza Berubah, Tiap Tentara Israel Dibolehkan Bunuh 20 Warga Sipil Palestina

"Pasukan Israel kemudian menargetkan warga Palestina melalui peralatan mata-mata itu," kata laporan MNA.

Pihak milisi perlawanan Palestina mengetahui adanya peralatan mata-mata Israel ini seusai menerima informasi dari seorang warga.

Peralatan itu berbentuk seperti hebel tembok bangunan namaun berbentuk tidak biasa di salah satu rumah sakit di Kota Gaza.

Berita Rekomendasi

"Rumah sakit di Gaza tersebut sebelumnya telah diserang oleh tentara rezim Zionis," kata pernyataan itu sambil memberikan rincian operasi untuk menemukan perangkat mata-mata Israel ini.

Setelah penyelidikan awal, dipastikan kalau hebel atau batu bangunan itu telah dimodifikasi dan berubah bentuk.

"Saat dibongkar, hebel tertanam alat mata-mata," kata sumber keamanan perlawanan Palestina.

Pernyataan itu melanjutkan, "Perangkat itu dilengkapi dengan sistem fotografi dan perekaman video tersembunyi dan tersamar, serta terhubung ke perangkat mata-mata lain di sekitar rumah sakit."

Keamanan Perlawanan Palestina telah mendesak masyarakat untuk mengikuti prosedur yang tepat jika mereka menemukan benda mencurigakan, dan untuk tidak memindahkan benda tersebut atau berbicara di dekatnya.

Serangan udara Israel ke RS Kamal Adwan di Gaza Utara. ABu Obaida, juru bicara Al Qassam, sayap militer Hamas, menyatakan, nyawa para sandera Israel tergantung pada pergerakan tentara Israel di Gaza Utara.
Serangan udara Israel ke RS Kamal Adwan di Gaza Utara. ABu Obaida, juru bicara Al Qassam, sayap militer Hamas, menyatakan, nyawa para sandera Israel tergantung pada pergerakan tentara Israel di Gaza Utara. (khaberni/tangkap layar)

Militer Israel Serbu Rumah Sakit Kamal Adwan

Dalam sepekan terakhir, IDF memang mengintensifkan serangan mereka ke sejumlah fasilitas kesehatan yang masih beroperasi di Jalur Gaza, khususnya di bagian Utara.

Selain Rumah Sakit Kamal Adwan, IDF dilaporkan juga menyerbu Rumah Sakit Indoesia.

Pada Jumat pagi ini, koresponden Al Jazeera di Gaza melaporkan kalau militer Israel telah menyerbu Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara.

"Pagi ini, Israel semakin masuk ke area sekitar Rumah Sakit Kamal Adwan. Tank-tank lapis baja Israel maju lebih dalam di bawah perlindungan tebal senapan mesin quadcopter," tulis laporan Al Jazeera dalam laporan pembaruan situasi.

Disebutkan, IDF juga menanam alat peledak di sekitar rumah sakit. 

Empat alat peledak diledakkan di dekat gerbang utara, di pintu masuk belakang, yang mengakibatkan kerusakan di kompleks tersebut dan memicu kebakaran di beberapa bangunan di sekitarnya.

Tentara Israel juga melakukan evakuasi (pengusiran) paksa terhadap para pasien dan staf medis di rumah sakit 

Sekitar 75 pasien sempat berada di halaman fasilitas tersebut, yang telah diserang selama berminggu-minggu, dan banyak yang tidak memiliki perlindungan dari cuaca dingin di Gaza, tulis seorang jurnalis Palestina yang berbasis di Gaza di media sosial.

Jurnalis Al Jazeera di Gaza tengah, Hani Mahmoud, melaporkan kalau tentara Israel menggunakan pengeras suara untuk memberi staf dan pasien batas waktu 15 menit untuk meninggalkan rumah sakit.

"Tentara meminta melalui pengeras suara kepada direktur rumah sakit dan meminta korban luka dan pasien untuk keluar dari rumah sakit dalam waktu 15 menit. Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 7:15 pagi [05:15 GMT]," kata laporan tersebut.

Komunikasi juga diputus di rumah sakit yang diyakini sebagai persiapan pasukan Israel menyerbu fasilitas itu.

Ditambahkan, tidak ada jaringan komunikasi apa pun dari rumah sakit sejak itu.

"Tampaknya semua sarana komunikasi telah diputus sebagai persiapan, kemungkinan besar untuk penyerbuan rumah sakit," kata laporan.

Pada sore, Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan mengatakan sekitar 50 orang tewas, termasuk lima staf medis , dalam serangan udara Israel di sebuah gedung dekat rumah sakit di Gaza utara.

Perang Israel  di Gaza  telah menewaskan sedikitnya 45.399 warga Palestina dan melukai 107.940 orang sejak 7 Oktober 2023. Setidaknya 1.139 orang tewas di Israel selama serangan yang dipimpin Hamas hari itu, dan lebih dari 200 orang ditawan.

Baca juga: Tentara IDF Bombardir RS Kamal Adwan di Gaza Utara, Jubir Al-Qassam: Nyawa Sandera Israel Terancam

Peta koridor baru yang akan dibangun Israel di Jalur Gaza.
Peta koridor baru yang akan dibangun Israel di Jalur Gaza. (X/imogen_piper)

Pecah Gaza Jadi Tiga Bagian

Media Israel N12 mengklaim Pasukan Pertahanan Israel (IDF) akan membangun koridor baru di Jalur Gaza bagian utara.

Sementara itu, Washington Post mengabarkan informasi yang agak berbeda dengan media Israel itu.

Surat kabar kenamaan asal Amerika Serikat (AS) itu menyebutkan koridor itu sudah dibangun di lokasi yang sedikit ke selatan. Informasi itu didasarkan pada citra satelit.

Koridor tersebut mirip dengan Koridor Netzarim di Gaza tengah dan bertujuan untuk mengubah lanskap operasional IDF.

Jika koridor itu benar dibangun, Gaza bisa "terpecah" menjadi tiga bagian yang dipisahkan oleh Koridor Philadelphia, Koridor Netzarim, dan koridor baru itu.

Adapun koridor Netzarim memiliki panjang 4 mil dan menghubungkan Kibbutz Be’eri dengan pantai Gaza.

Dikutip dari i24 News, koridor itu punya peran penting dalam memudahkan mobilitas militer Israel.

IDF diklaim menggunakan koridor itu untuk pertahanan, menargetkan infrastruktur Hamas, dan melawan pejuang Hamas yang masih ada di Kota Gaza.

Media-media AS menyebut citra satelit dan sejumlah video memperlihatkan kehancuran besar di Gaza utara, misalnya di Jabaliya, Beit Lahiya, dan Beit Hanoun.

Serangan-serangan IDF di sana diduga merupakan bagian dari strategi untuk memperluas poros strategis yang membentang dari pantai Laut Tengah hingga perbatasan.

Para analis membandingkan perkembangan koridor itu dengan strategi buffer zone atau zona penyangga yang diterapkan di kawasan rawan konflik. Bedanya ada pada skala kepadatan penduduknya.

Organisasi internasional khawatir dengan adanya pembangunan koridor itu. Di sisi lain, IDF kembali mengklaim pihaknya berkomitmen hanya menargetkan "sasaran militer" dan mengurangi dampaknya bagi warga sipil.

Baca juga: IDF Hancurkan 600 Bangunan di Gaza untuk Bangun Pangkalan Militer, Koridor Netzarim Diperluas

Adapun dari sudut pandang strategis, pembangunan koridor-koridor di Gaza oleh Israel merupakan bagian tak terpisahkan dari upaya untuk membangun zona penyangga di Gaza utara.

Israel mengklaim pembangunan itu sangat penting untuk mengamankan wilayah Israel dan memitigasi ancaman pada masa mendatang.

Washington Post menyebut koridor terbaru di Gaza dibangun di jalan yang dibuat oleh Israel. Menurut Israel, jalan itu adalah "jalan pemisah" dan "tempat logistik" sementara.

"Jalan itu secara efektif memecah Gaza sehingga operasi pembersihan yang lebih sistematis bisa dimulai, sementara perbatasan de facto mengunci pergerakan di selatan," kata William Goodhind, seorang analis di Contested Ground.

Sementara itu, mantan Wakil Komandan Divisi Gaza IDF, Brigjen Amir Aviv, menyebut jalan itu adalah "jalur logistik" dan bukan kebijakan jangka panjang.

Awal November kemarin, IDF berujar kota-kota di Gaza utara telah diputuskan hubungannya dengan Kota Gaza saat operasi militer.

IDF menyebut tujuan operasi itu adalah mencegah pejuang Hamas melarikan diri atau barangkali menguatkan posisinya di Kota Gaza.

Operasi itu membuat banyak bangunan di Gaza utara hancur dan memicu kecaman dari organisasi internasional karena dianggap berlebihan.

Pada hari Senin (23/12/2024), Channel 12 menayangkan rekaman yang memperlihatkan Adi Ben Nun, seorang pakar GIS dari Universitas Hebrew.  Nun mengatakan 19.000 bangunan di Kota Jabalia di Gazalia telah hancur atau rusak.

Adapun citra satelit pada bulan Juli lalu, menunjukkan 54 persen bangunan di Jabalia telah rusak,

Citra satelit itu juga mengungkapkan IDF telah menghancurkan semua bangunan (4.000 unit) di Gaza yang berjarak satu kilomter dari perbatasan Israel.

Baca juga: Rencana Israel Tinggal Permanen di Gaza, Koridor Netzarim Jadi Pangkalan Militer, Gaza Dibagi 3 Zona

Channel 12 berkata militer Israel sudah yakin telah mencapai tujuannya, yakni membuat zona penyangga di area perbatasan.

 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas