Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun
Deutsche Welle

Sri Lanka Ingin Seimbangkan Hubungan dengan India dan Cina

Presiden Sri Lanka Anura Kumara Dissanayake ingin memperdalam hubungan dengan India untuk menyeimbangkan pengaruh Cina yang semakin…

zoom-in Sri Lanka Ingin Seimbangkan Hubungan dengan India dan Cina
Deutsche Welle
Sri Lanka Ingin Seimbangkan Hubungan dengan India dan Cina 

Presiden Sri Lanka Anura Kumara Dissanayake berkunjung ke India dan bertemu dengan Perdana Menteri India Narendra Modi pertengahan Desember lalu, dengan tujuan untuk memperkuat hubungan dengan negara tetangganya.

Dissanayake mengatakan, dukungan ekonomi India sangat penting dalam mewujudkan visinya mengenai Sri Lanka yang makmur, ketika negara kepulauan itu keluar dari krisis ekonomi terburuk dalam sejarah kemerdekaannya.

"Pembicaraan kami terfokus pada penguatan kerja sama ekonomi Indo-Sri Lanka, meningkatkan peluang investasi, meningkatkan keamanan regional, dan memajukan sektor-sektor utama seperti pariwisata dan energi,” kata Dissanayake, yang dikenal sebagai AKD, dalam sebuah pernyataan.

Banyak analis memperkirakan, pemerintahan AKD akan mendapat tekanan di tengah meningkatnya persaingan geopolitik, terutama ketika India dan Cina bersaing untuk mendapatkan pengaruh di wilayah tersebut.

Srikanth Kondapalli, pakar studi Cina di Universitas Jawaharlal Nehru di New Delhi mengatakan, langkah Dissanayake untuk memprioritaskan India sebagai mitra strategis dipengaruhi oleh kedekatan geografis kedua negara.

India telah lama memiliki hubungan politik, budaya, ekonomi dan militer yang erat dengan Sri Lanka.

"Strategi AKD selaras dengan kepentingan India dalam mendorong stabilitas dan pemerintahan demokratis,” kata Kondapalli kepada DW. "Hal ini juga dipengaruhi oleh bantuan yang sangat dibutuhkan sebesar hampir USD4 miliar yang diberikan India setelah ambruknya ekonomi Sri Lanka pada tahun 2022 dan kegagalan Cina untuk menyelamatkan Kolombo,” tambahnya, mengacu pada krisis ekonomi di Sri Lanka pada tahun 2022.

Berita Rekomendasi

Kondapalli juga mencatat, aktivitas maritim Cina yang agresif dan dugaan operasi penangkapan ikan di Samudera Hindia telah menimbulkan kekhawatiran bagi Sri Lanka. "Hilangnya pelabuhan Hambantota selama 99 tahun dan ketentuan ekstra-konstitusional mengenai proyek pelabuhan Kolombo ke Cina telah melemahkan Sri Lanka,” katanya.

Pelabuhan Hambantota di Sri Lanka telah menjadi fasilitas yang dikelola Cina sejak tahun 2017, ketika Cina memaksa Sri Lanka menandatangani kesepakatan sewa selama 99 tahun, karena Kolombo kesulitan membayar utang pembangunan pelabuhan tersebut.

Hubungan dengan Cina sedang ditinjau ulang

Ketika Sri Lanka mulai memahami realitas ekonominya, dan berupaya mendefinisikan kembali hubungannya dengan negara-negara tetangga yang berpengaruh, Kolombo menghadapi keputusan-keputusan penting yang akan membentuk masa depan ekonomi dan kedaulatannya.

Kunjungan Dissanayake ke New Delhi sangat penting untuk menentukan arah kebijakan luar negeri negara kepulauan itu, sebelum ia melakukan kunjungan ke Cina yang direncanakan pada awal tahun 2025.

"Sri Lanka memang telah memutuskan untuk menyeimbangkan hubungan dengan India dan Cina. Pemerintahan Dissanayake akan berusaha menunjukkan beberapa keuntungan sambil tetap bersikap adil,” kata Anil Wadhwa, mantan diplomat India, kepada DW.

"Kehadiran militer Cina akan terus bertambah dengan kapal-kapal yang dilengkapi radar dan peralatan sonografi yang kini melakukan kunjungan rutin ke pelabuhan-pelabuhan Sri Lanka,” tambahnya.

Menyeimbangkan hubungan dengan India dan Cina

Lokasi Sri Lanka yang strategis di sepanjang jalur maritim yang penting, menjadikannya aset penting bagi Cina dalam upayanya mengamankan kepentingan maritimnya dan meningkatkan pengaruh geopolitik di kawasan.

Halaman
12
Sumber: Deutsche Welle
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas