Tentara Israel Bersenjata Lengkap, Tank Tempur, Kendaraan Lapis Baja Serbu Daerah Beit Hanoun
Militer Israel telah merilis gambar sejumlah besar tank tempur, kendaraan lapis baja dan tentara bersenjata lengkap menyerbu daerah Beit Hanoun.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa Dr Hussam Abu Safia, direktur rumah sakit, termasuk di antara yang ditahan oleh pasukan Israel.
Nasib pasien yang ada di rumah sakit saat itu belum diketahui.
Beberapa pengungsi yang selamat melaporkan bahwa mereka dipukuli dengan popor senapan dan dipaksa berjalan kaki dalam kondisi sangat buruk.
IDF membantah tuduhan pembakaran rumah sakit dan menyebut kebakaran tersebut sebagai "kebakaran kecil".
Tapi laporan dari saksi mata dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa serangan tersebut menyebabkan kerusakan parah dan menghancurkan fasilitas kesehatan yang penting di Gaza utara.
Iran mengecam serangan ini sebagai kejahatan perang, dengan mengatakan bahwa serangan tersebut bertujuan menghancurkan sistem kesehatan di wilayah yang terkepung itu.
Israel melakukan serangan semalam terhadap Gaza
Militer Israel dilaporkan telah melancarkan beberapa serangan mematikan semalam dan dini hari tadi di Jalur Gaza, termasuk:
1. Dua orang tewas pada Jumat malam ketika sebuah pesawat tempur Israel menyerang gedung-gedung di lingkungan Remal di sebelah barat Kota Gaza.
2. Satu orang lainnya tewas akibat serangan pesawat di dekat Rumah Sakit Lapangan Yordania di Sabra, selatan Kota Gaza.
3. Mayat tujuh orang telah ditarik dari reruntuhan rumah keluarga di kamp pengungsi Maghazi setelah serangan Israel dini hari.
4. Paramedis telah menghabiskan malam mengangkut orang-orang yang terluka akibat penembakan dan tembakan Israel di "zona kemanusiaan" al-Mawasi ke rumah sakit di wilayah Khan Younis di Gaza selatan.
5. Pasukan Israel dilaporkan telah mengepung daerah tempat tinggal 300 keluarga di Beit Hanoon di Jalur Gaza utara, yang telah dikepung militer selama berbulan-bulan.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)