Saham Jeju Air dan AK Holdings Terjun Bebas Buntut Kecelakaan di Muan, Industri Pariwisata Tertekan
Saham Jeju Air anjlok hingga 15,7 persen pada awal sesi perdagangan menjadi 6.920 won, level terendah sejak saham tersebut tercatat pada 2015.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Kecelakaan fatal terjadi di Bandara Muan pada Minggu (29/12/2024), melibatkan pesawat Boeing 737-800 Jeju Air yang kembali dari Bangkok.
Tragedi ini menyebabkan 179 dari 181 penumpang tewas.
Penyebab kecelakaan masih dalam penyelidikan, diduga tabrakan dengan burung atau cuaca buruk, sedangkan beberapa ahli mencurigai kerusakan pesawat sebagai faktor.
Akibat kecelakaan ini, saham Jeju Air dan induk perusahaannya, AK Holdings, mengalami penurunan tajam pada Senin (30/12/2024).
Saham Jeju Air anjlok hingga 15,7 persen pada awal sesi perdagangan menjadi 6.920 won, level terendah sejak saham tersebut tercatat pada 2015.
Pada pukul 09:03 pagi waktu setempat, saham maskapai ini diperdagangkan di harga 7.040 won, turun 14,25 persen.
AK Holdings, yang memiliki 50,37 persen saham Jeju Air, juga mengalami penurunan 11,3 persen, diperdagangkan pada harga 9.730 won, mencatatkan titik terendah dalam satu tahun terakhir, dikutip dari Reuters.
Kecelakaan ini memicu reaksi negatif dari konsumen, dengan beberapa pihak menyerukan boikot terhadap Aekyung Group, pemegang saham utama AK Holdings.
Aekyung Industrial, anak perusahaan yang memproduksi alat sterilisasi pelembap udara, dikaitkan dengan kematian 98 orang, termasuk 12 korban jiwa, Yonhap News melaporkan.
Harga saham Aekyung Industrial dan Aekyung Chemical masing-masing turun 7 persen dan 9 persen.
Industri Pariwisata Terdampak
Baca juga: Kecelakaan Maut Jeju Air: 179 Tewas, Investigasi dan Inspeksi Keselamatan Dimulai
Kecelakaan ini juga memberikan dampak besar pada industri pariwisata Korea Selatan.
Agen perjalanan melaporkan lonjakan pembatalan paket wisata yang meningkat dua kali lipat dibandingkan periode sebelumnya.
Hanatour Service, agen perjalanan terbesar di Korea, mengonfirmasi adanya pembatalan yang signifikan, sedangkan pemesanan baru turun sekitar 50 persen, Korea JoongAng Daily melaporkan.
Agen perjalanan menawarkan kebijakan pembatalan tanpa denda untuk pelanggan yang ingin membatalkan atau mengubah paket perjalanan yang melibatkan penerbangan Jeju Air.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.