Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Saham Jeju Air dan AK Holdings Terjun Bebas Buntut Kecelakaan di Muan, Industri Pariwisata Tertekan

Saham Jeju Air anjlok hingga 15,7 persen pada awal sesi perdagangan menjadi 6.920 won, level terendah sejak saham tersebut tercatat pada 2015.

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Saham Jeju Air dan AK Holdings Terjun Bebas Buntut Kecelakaan di Muan, Industri Pariwisata Tertekan
AFP/JUNG YEON-JE
Kerabat penumpang pesawat seri Boeing 737-800 Jeju Air berkumpul di tempat penampungan sementara di Bandara Internasional Muan di Muan, sekitar 288 kilometer barat daya Seoul pada 30 Desember 2024. - Boeing 737-800 itu membawa 181 orang dari Thailand ke Korea Selatan ketika pesawat itu jatuh pada saat kedatangan pada tanggal 29 Desember, menewaskan semua orang di dalamnya -- kecuali dua pramugari yang ditarik dari reruntuhan bencana penerbangan terburuk di Selatan tanah Korea. (Photo by JUNG YEON-JE / AFP) 

Penutupan sementara penjualan paket perjalanan yang mencakup penerbangan melalui Bandara Muan juga diperkirakan akan berlangsung hingga 5 Januari.

Saham Maskapai dan Agen Turun

Saham Jeju Air ditutup turun 8,65 persen menjadi 7.500 won, sedangkan AK Holdings mengalami penurunan lebih dalam, turun 12,12 persen menjadi 9.640 won.

Saham agen perjalanan juga tertekan, dengan Hanatour Service turun 2,16 persen, sementara Mode Tour dan Yellow Balloon masing-masing turun 0,72 persen dan 2,02 persen

Terbang 13 Kali dalam 48 Jam

Pesawat yang terlibat dalam kecelakaan tersebut adalah Boeing 737-800, yang diproduksi pada September 2009.

Pesawat tersebut sering digunakan untuk penerbangan jarak pendek hingga menengah.

Pesawat ini berusia 15 tahun.

Antara 27 dan 28 Desember 2024, pesawat ini melaksanakan 13 penerbangan dalam 48 jam sebelum akhirnya jatuh.

Berita Rekomendasi

Pesawat tersebut merupakan bagian dari armada Jeju Air yang paling umum digunakan, dengan 37 dari 39 pesawat maskapai ini menggunakan model Boeing 737-800.

Meskipun tidak dianggap tua oleh otoritas penerbangan Korea Selatan, para analis menyatakan bahwa penerbangan jarak pendek yang sering dapat mempercepat kelelahan pesawat.

Jeju Air memastikan, pesawat tersebut telah menjalani pemeriksaan terjadwal dan tidak ada kelalaian dalam perawatannya.

"Kecelakaan ini tidak terkait dengan kelalaian perawatan pesawat," kata Song Kyung-hoon, Kepala Divisi Dukungan Manajemen Jeju Air, dalam konferensi pers.

Meskipun demikian, penyelidikan lebih lanjut masih terus dilakukan.

Jeju Air adalah maskapai penerbangan berbiaya rendah terbesar di Korea Selatan, yang didirikan pada 2005, dikutip dari Chosun Daily.

Maskapai ini berkantor pusat di Kota Jeju dan merupakan pemimpin pasar di antara maskapai penerbangan berbiaya rendah di Korea.

Pada 2023, Jeju Air mencatatkan penjualan sebesar 1,724 triliun won dan laba operasi sebesar 169,8 miliar won.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas