Game On, Hizbullah Bersumpah Pembalasan Besar-besaran atas Pelanggaran Israel Saat Gencatan Senjata
Hizbullah menyatakan cenderung menahan diri untuk tidak membalas serangan pelanggaran Israel demi rakyat Lebanon.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Qamati juga menekankan kesiapan Hizbullah untuk melawan setiap provokasi Israel.
Dia juga meyakinkan masyarakat Lebanon tentang kebijakan Hizbullah yang punya 'zero tolerance' terhadap pendudukan tanah Lebanon oleh Israel dan perluasan pemukiman Yahudi.
Pada hari Senin, Ketua Parlemen Lebanon Nabih Berri meminta rezim Israel untuk mematuhi perjanjian gencatan senjata.
Seruan Berri ini datang ketika laporan muncul dari Angkatan Darat Lebanon yang menunjukkan kalau pasukan Israel telah pindah ke kota Qantara dan Taybeh di distrik Marjayoun.
Di dua kota itu, pasukan Israel membakar beberapa rumah warga, pelanggaran terang-terangan atas gencatan senjata.
Dalam sambutannya, Qamati juga menekankan pentingnya mengakui “garis merah” Hizbullah, terutama mengingat potensi intervensi Amerika Serikat (AS) dan Prancis yang dapat membahayakan upaya perlawanan kelompok tersebut.
“Kami tidak mencari bantuan yang memaksakan kondisi yang mempengaruhi Perlawanan,” katanya.
Dia menunjukkan bahwa setelah menimbulkan pukulan signifikan bagi musuh, Amerika Serikat dengan cepat berusaha untuk menengahi gencatan senjata antara Hizbullah dan Israel.
Dia menegaskan kalau kepatuhan terhadap perjanjian gencatan senjata harus timbal balik, dengan mengatakan, “Entah semua pihak mematuhi perjanjian, atau tidak ada yang harus terikat oleh mereka.”
Hizbullah Ogah Dilucuti Senjatanya
Terkait situasi politik dalam negeri Lebanon, Qamati memperingatkan, wacana seputar pelucutan senjata Hizbullah dapat menjerumuskan Lebanon ke dalam kekacauan.
Qamati secara tegas, menyatakan kalau agenda politik Hizbullah berakar pada dialog dan interaksi.
Dia menegaskan kembali komitmen organisasi tersebut terhadap prinsip-prinsip inti “janji dan komitmen,” yang menyatakan bahwa nilai-nilai ini mendefinisikan Hizbullah dan kepemimpinannya.
Selain itu, ia menyatakan dukungan untuk pemilihan tepat waktu seorang presiden baru di Lebanon, menekankan tekad Perlawanan untuk memastikan posisi ini diisi dengan segera dan bahwa tindakan yang diperlukan akan diambil untuk mencapai tujuan ini.
Pasukan Israel telah melanggar perjanjian gencatan senjata di Lebanon setidaknya 325 kali sejak gencatan senjata diumumkan pada 27 November, yang mengakibatkan 33 kematian dan 37 cedera.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.