Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Nilai Mata Uang Rial Iran Ambrol, Israel Waspada Tinggi Karena Khawatir pada Langkah Ekstrem Teheran

Jatuhnya mata uang Rial Iran dan memburuknya ekonomi Teheran, dapat mendorong Iran untuk mengambil tindakan ekstrem terhadap Israel.

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Nilai Mata Uang Rial Iran Ambrol, Israel Waspada Tinggi Karena Khawatir pada Langkah Ekstrem Teheran
AFP/Nur Photo
Bendera Iran dan Israel. 

Dolar telah menguat terhadap rial sejak diperdagangkan pada level 690.000 rial pada awal November di tengah kekhawatiran bahwa setelah dilantik pada Januari, Trump akan menerapkan kembali kebijakan “tekanan maksimum” terhadap Iran dengan sanksi yang lebih keras dan memberdayakan Israel untuk menyerang lokasi-lokasi nuklir Iran.

Mata uang Iran kembali melemah setelah dewan gubernur badan nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Badan Energi Atom Internasional (International Atomic Energy Agency/IAEA) mengeluarkan resolusi yang diusulkan Eropa terhadap Teheran yang meningkatkan risiko sanksi baru.

Jatuhnya Presiden Suriah Bashar al-Assad, sekutu lama Iran, juga turut menyumbang pelemahan Rial Iran.

Trump pada 2018 membatalkan perjanjian nuklir yang dibuat oleh pendahulunya Barack Obama pada 2015 dan menerapkan kembali sanksi ekonomi Amerika terhadap Iran yang sebelumnya sempat dilonggarkan.

Kesepakatan itu telah membatasi kemampuan Iran untuk memperkaya uranium, sebuah proses yang dapat menghasilkan bahan fisil untuk senjata nuklir.

Rial Iran telah kehilangan lebih dari 90 persen nilainya sejak sanksi kembali diberlakukan pada 2018.

Para Pejabat Iran Gelar Rapat Soal Ambrolnya Nilai Mata Uang Rial Iran

Terkait situasi ekonomi Teheran saat ini, kepala tiga cabang kekuasaan pemerintah Iran dilaporkan mengadakan pertemuan pada Sabtu (4/1/2025) malam untuk membahas kenaikan nilai mata uang asing baru-baru ini terhadap mata uang lokal Iran, rial.

Berita Rekomendasi

"Pertemuan rutin hari Sabtu para pimpinan tiga cabang kekuasaan diselenggarakan oleh pimpinan cabang eksekutif pemerintah Presiden Masoud Pezeshkian dan pimpinan cabang legislatif dan hukum Ketua Parlemen Mohammad Bagher Ghalibaf dan Kepala Kehakiman Gholmhossein Mohseni-Ejei," tulis laporan MNA.

Ketiga pejabat tinggi tersebut membahas kenaikan harga mata uang asing baru-baru ini terhadap mata uang lokal Iran, rial.

Mereka menekankan penguatan pasokan mata uang asing ke pasar dan pengelolaan sisi permintaannya.

Mereka juga menekankan kewenangan penuh Bank Sentral untuk mengatur dan mengawasi pasar mata uang kripto sesuai dengan Undang-Undang Bank Sentral.

Ayatollah Ali Khamenei Marah Besar

Terkait situasi geopolitik di kawasan, Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Seyyed Ali Khamenei merasa geram setelah negaranya terus-terusan menjadi sasaran kesalahan ketika terjadi gejolak di Timur Tengah.

Dalam pidatonya, Ali Khamenei menolak klaim Iran telah kehilangan apa yang disebut dengan proksinya di kawasan Asia Barat.

Ali Khamenei menegaskan bahwa Iran tidak memiliki kekuatan proksi di wilayah tersebut.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas