Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tepi Barat Banjir Senjata Selundupan Iran, Israel Kerahkan 20 Batalyon, Tarik Pasukan dari Gaza

Israel terindikasi memindahkan perang menghancurkan dari Gaza ke Tepi Barat. IDF dilaporkan menarik sejumlah brigade reguler dari Gaza ke Tepi Barat

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Tepi Barat Banjir Senjata Selundupan Iran, Israel Kerahkan 20 Batalyon, Tarik Pasukan dari Gaza
Tangkap LayarYnet//Credit Photo: JAAFAR ASHTIYEH / AFP
Para petempur milisi perlawanan Palestina di Tepi Barat. Pihak militer Israel dilaporkan menarik sejumlah pasukan reguler mereka dari Gaza ke Tepi Barat, mengindikasikan kalau peperangan besar yang terjadi di Gaza juga akan dilakukan di Tepi Barat. 

Tepi Barat Banjir Senjata Iran, Israel Kerahkan 20 Batalyon, Tarik Pasukan dari Gaza

TRIBUNNEWS.COM - Kekhawatiran kalau Perang Gaza akan pindah ke Tepi Barat kian membuncah seiring manuver dan pergerakan militer Israel (IDF) ke wilayah Palestina yang mereka duduki tersebut.

Berdalil kalau Tepi Barat kini dibanjiri oleh senjata selundupan dari Iran melalui Yordania, IDF dilaporkan menarik batalyon infanteri reguler mereka dari Gaza kembali ke Tepi Barat untuk pertama kalinya sejak 7 Oktober.

Media Israel, Ynet, Rabu (8/1/2025) mengungkapkan IDF saat ini kesulitan menangkap para personel faksi milisi perlawanan Palestina di Tepi Barat.

Baca juga: Media Ibrani: Israel Ingin Ubah Tepi Barat Jadi Puing-puing Seperti Gaza

Satu di antara faktor kewalahannya IDF adalah karena aliran senjata yang deras ke Tepi Barat.

"Pasukan IDF yang ditempatkan di sana menghadapi kesulitan dalam menangkap milisi bersenjata Palestina dan menghentikan pemasok senjata mereka," kata laporan itu, dikutip Kamis (9/10/2025).

Terbunuhnya tiga warga Israel pada operasi penembakan oleh milisi Palestina pada Senin, membuat IDF makin gencar melanjutkan operasinya di Tepi Barat.

Baca juga: 3 Israel Tewas Ditembak di Kedumim, Qassam: Heroik, Smotrich: Hancurkan Tepi Barat Seperti Jabalia!

Berita Rekomendasi

"Operasi IDF di Tepi Barat dalam rangka mencegah serangan mematikan seperti yang mengakibatkan terbunuhnya tiga warga Israel pada Senin. Tetapi, mereka masih menghadapi kesulitan dalam menghentikan banjir senjata ilegal," kata laporan itu.

Laporan menyebut, IDF mengidentifikasi kalau senjata-senjata yang berada di tangan milisi dan pejuang pembebasan Palestina mengalir ke Tepi Barat dari Iran melalui perbatasan Yordania.

Komando Pusat IDF menyebut operasi militer di Tepi Barat ini sebagai "kampanye senjata".

Diklaim, IDF menyita lebih dari 1.100 pucuk senapan tahun lalu melalui operasi militer 24 jam di seluruh Tepi Barat yang disertai pembunuhan dan penangkapan banyak warga Palestina.

Baca juga: Bom Rakitan Seliweran, Militer Israel Was-was Terjadi Lebanonisasi Milisi Perlawanan di Tepi Barat

Kelompok bersenjata di Jenin, Tepi Barat dilaporkan terlibat baku tembak dengan pasukan keamanan Otoritas Palestina.
Kelompok bersenjata di Jenin, Tepi Barat dilaporkan terlibat baku tembak dengan pasukan keamanan Otoritas Palestina. (khaberni/tangkap layar)

IDF Tak Tahu Jumlah Peredaran Senjata di Tepi Barat

Bagi IDF, situasi di Tepi Barat saat ini adalah satu di antara kegagalan besar mengingat wilayah tersebut sudah dikepung oleh tembok dan pos pemeriksaan di berbagai titik.

Namun, tetap saja, perlawanan Palestina menemukan jalan perjuangan untuk menghadapi aksi represif dan kesewenangan pendudukan Israel lewat aksi bersenjata.

Masih ada satu faktor penting yang belum diketahui militer Israel, IDF tidak dapat memperkirakan jumlah total senjata yang dimiliki oleh warga Palestina di Tepi Barat, selain ribuan senjata api berlisensi yang dimiliki oleh pasukan keamanan Otoritas Palestina .

Menurut penilaian intelijen oleh Komando Pusat IDF dua tahun lalu, satu dari enam rumah tangga Palestina di Tepi Barat memiliki senjata ilegal, mulai dari pistol genggam dan senapan rakitan hingga AK47 atau M-16 standar.

"Kami tahu bahwa kami berada di jalur yang benar berdasarkan harga senjata, yang telah melonjak tahun lalu — dari 30.000 shekel ($8.200) per senapan laras panjang menjadi 60.000–70.000 shekel ($19.200)," kata seorang pejabat militer senior IDF minggu ini dilansir media Israel.

"Namun, jika kami memperoleh informasi tentang pedagang senjata atau pistol yang disembunyikan di taman milik warga Palestina yang tidak terdaftar, yang kemungkinan dimaksudkan untuk membela diri, kami akan memprioritaskan penangkapan pedagang tersebut," katanya.

Baca juga: Tak Ada Terowongan, Kenapa Tentara Israel Ambruk Juga Lawan Milisi Palestina di Jenin Tepi Barat?

Seorang aktivis Palestina mengangkat bendera nasional dan mengibarkan tanda kemenangan saat kendaraan lapis baja Israel termasuk buldoser melaju di jalan selama penyerbuan di Tulkarem pada 3 September 2024, di tengah serangan militer skala besar yang diluncurkan seminggu sebelumnya di Tepi Barat yang diduduki. (Photo by Jaafar ASHTIYEH / AFP)
Seorang aktivis Palestina mengangkat bendera nasional dan mengibarkan tanda kemenangan saat kendaraan lapis baja Israel termasuk buldoser melaju di jalan selama penyerbuan di Tulkarem pada 3 September 2024, di tengah serangan militer skala besar yang diluncurkan seminggu sebelumnya di Tepi Barat yang diduduki. (Photo by Jaafar ASHTIYEH / AFP) (AFP/JAAFAR ASHTIYEH)

Tepi Barat Potensial Jadi Gaza Berikutnya, IDF Kerahkan 20 Batalyon

Target operasi militer intensif IDF diklaim untuk mempertahankan Tepi Barat sebagai garis depan sekunder. 

Namun dari manuver yang terjadi di lapangan, pergerakan IDF menunjukkan kalau mereka akan memindahkan perang menghancurkan dari Gaza ke wilayah ini.

IDF disebut menyiapkan skenario untuk besar-besar mengerahkan pasukan ke Tepi Barat jika terjadi gencatan senjata di Gaza seiring disepakatinya pertukaran sandera dan tahanan dengan Hamas di wilayah kantung Palestina tersebut.

Sementara negosiasi pertukaran sandera terus berlanjut, tindakan ofensif IDF di wilayah Palestina tetap konstan, termasuk pembunuhan warga yang terjadi hampir setiap minggu.

Saat ini, IDF mengerahkan sekitar 20 batalion untuk tugas keamanan di Tepi Barat

"Angka ini lebih rendah dibandingkan saat puncak perlawanan Palestina dua tahun sebelum perang Gaza, angka ini tetap 7–8 batalion lebih tinggi dibandingkan titik terendah pada akhir tahun 2010-an," tambah laporan itu.

Dengan kekuatan pasukan demikian, IDF merasa masih kerepotan dan akan menambah jumlah personel tambahan di Tepi Barat.

Sebagian besar batalyon IDF saat ini di Tepi Barat terdiri dari pasukan cadangan atau unit di luar infanteri wajib atau korps lapis baja.

"Bala bantuan dari Gaza baru diharapkan datang bulan depan," kata laporan itu.

Satu di antara satuan IDF yang akan ditarik ke Tepi Barat adalah Batalyon Brigade Nahal IDF yang ngos-ngosan di Gaza Utara akan dikerahkan ke daerah-daerah seperti Hebron dan Nablus. 

Baca juga: Komandan Kompi Brigade Nahal IDF Tewas di Gaza Utara, Al Qassam Panen Tank Merkava Israel

Brigade Nahal Hancurkan Gudang Senjata Hamas, Klaim 250 Militan Tewas dalam 2 Minggu
Brigade Nahal beroperasi di wilayah Gaza(Tangkap layar IDF)

Selain itu, pasukan artileri IDF secara bertahap kembali bertugas mengamankan Tepi Barat sembari menghentikan operasi militer di daerah lain.

"Kami sangat menyadari implikasi dari eskalasi Tepi Barat yang membutuhkan bala bantuan berskala besar dan mengalihkan sumber daya dan perhatian dari Gaza, Lebanon, dan Suriah, yang tetap menjadi garis depan utama Staf Umum," pihak militer IDF menjelaskan.

Milisi Palestina Kian Gesit

Seiring berlarutnya Perang Gaza, IDF kesulitan menghadapi Faksi Perlawanan Palestina di Tepi Barat merujuk adopsi metode perlawanan pejuang Palestina terhadap aksi-aksi IDF.

Tantangan utama IDF adalah menangani prosesi bersenjata di kota-kota Palestina di siang bolong. 

Upaya terbaru di militer mendorong unit-unit untuk bertindak tegas terhadap pertunjukan semacam itu, bahkan jika itu terjadi selama pemakaman.

Namun, upaya tersebut sejauh ini gagal. Pasukan IDF yang dikirim untuk menyergap individu bersenjata terdeteksi, menyebabkan kelompok bersenjata tersebut bubar dengan cepat.

"Mereka berhati-hati untuk berbaris di dekat anak-anak, memastikan mereka difoto. Tidak jelas apakah kita akan mendapatkan sesuatu dengan melenyapkan dua orang bersenjata dengan mengorbankan tiga anak di dekatnya," IDF menjelaskan.

IDF mengklarifikasi bahwa banyak tindakan yang sebelumnya dihindari kini sedang dilaksanakan oleh pejuang Palestina.

Meskipun ancaman yang ditimbulkan oleh alat peledak tingkat tinggi semakin meningkat, IDF menyiratkan pengerahan APC masih belum ada. 

"Tank-tank militer juga diperkirakan tidak akan kembali ke Tepi Barat dalam waktu dekat — terakhir terlihat di sana selama Intifada Kedua pada tahun 2000 — bahkan setelah rudal antitank ditemukan di kamp pengungsi Jenin," kata laporan tersebut.
 

 (oln/ynet/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas