Blokade Bantuan ke Gaza, Netanyahu Tekan Hamas untuk Perpanjangan Gencatan Senjata Fase Pertama
Pemerintah Israel menghentikan masuknya bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza yang dilanda perang pada hari Minggu (2/3/2025).
Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Tiara Shelavie

Sebaliknya, Hamas menegaskan bahwa Israel harus mematuhi ketentuan gencatan senjata dan segera memulai negosiasi tahap kedua.
Di mana tahap kedua gencatan senjata mencakup penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza dan penghentian total perang.
Hamas Sebut Israel Langgar Perjanjian Gencatan Senjata
Atas keputusan Israel yang tak menyetujui gencatan senjata tahap 2, Hamas mengatakan bahwa PM Netanyahu mencoba menghindari kewajibannya dalam perjanjian gencatan senjata untuk kepentingan politiknya sendiri.
Mereka menyebut langkah Israel menghentikan bantuan kemanusiaan sebagai "pemerasan, kejahatan perang, dan kudeta terang-terangan terhadap perjanjian gencatan senjata."
Menurut Hamas, sejak gencatan senjata mulai berlaku pada 19 Januari, lebih dari 100 warga Palestina telah terbunuh akibat serangan tentara Israel di Gaza.
Selain itu, pemblokiran bantuan kemanusiaan semakin memperparah kondisi penduduk Gaza yang bergantung pada bantuan tersebut.
Meskipun Israel mengumumkan bahwa mereka telah menyetujui gencatan senjata sementara selama bulan Ramadan bagi umat Islam dan Paskah bagi umat Yahudi, langkah ini dikritik oleh Hamas sebagai upaya untuk menghindari negosiasi tahap kedua.
Hamas mendesak para mediator internasional untuk menekan Israel agar memenuhi kewajibannya dan mengizinkan masuknya bantuan kemanusiaan serta peralatan penyelamatan ke Gaza.
Dengan tidak adanya kesepakatan baru, situasi di Gaza tetap tegang dan ketidakpastian mengenai nasib penduduk sipil terus berlanjut.
(Tribunnews.com/Farrah)
Artikel Lain Terkait Konflik Israel vs Palestina
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.