Blokade Bantuan ke Gaza, Netanyahu Tekan Hamas untuk Perpanjangan Gencatan Senjata Fase Pertama
Pemerintah Israel menghentikan masuknya bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza yang dilanda perang pada hari Minggu (2/3/2025).
Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Tiara Shelavie

TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Israel menghentikan masuknya bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza yang dilanda perang pada hari Minggu (2/3/2025).
Ini hanya beberapa jam setelah berakhirnya fase pertama gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran tahanan.
Kantor berita Anadolu Anjansi melaporkan bahwa keputusan ini diambil sebagai respons terhadap penolakan Hamas untuk memperpanjang tahap pertama perjanjian gencatan senjata.
Kantor Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengeluarkan pernyataan yang menyatakan bahwa sejak pagi itu, masuknya semua barang dan pasokan ke Jalur Gaza dihentikan.
"Dalam diskusi yang dipimpin oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tadi malam, sebuah keputusan diambil untuk menghentikan pengiriman truk kemanusiaan ke Gaza hingga pemberitahuan lebih lanjut," tulis media Israel, Channel 14 Israel.
Mereka juga memperingatkan bahwa jika Hamas tetap menolak perpanjangan gencatan senjata, akan ada konsekuensi tambahan yang belum dijelaskan secara rinci.
Keputusan ini dilaporkan telah dikoordinasikan dengan Amerika Serikat dan mendapat dukungan dari politikus sayap kanan Israel, Itamar Ben-Gvir.
Ia menegaskan bahwa kebijakan ini harus tetap diberlakukan hingga semua sandera Israel dikembalikan, serta menyerukan pemutusan pasokan listrik dan air ke Gaza serta kelanjutan perang.
"Kebijakan ini harus tetap berlaku hingga sandera terakhir kembali. Sekarang saatnya membuka gerbang neraka, memutus aliran listrik dan air, serta melanjutkan perang," katanya dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Middle East Monitor.
Sementara itu, kantor media pemerintah Gaza mengutuk tindakan Israel dan menyebutnya sebagai "genosida dengan kelaparan."
Memblokir bantuan berarti menyebabkan kelaparan pada penduduk Gaza, yang bergantung sepenuhnya pada bantuan kemanusiaan untuk kelangsungan hidup mereka,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Sebagai informasi, tahap pertama perjanjian gencatan senjata selama enam minggu yang dimulai pada 19 Januari telah berakhir pada Sabtu tengah malam.
Baca juga: Militer Israel Siaga Tinggi Kembali Perang di Gaza, Hamas: Kami Tak Mempan Ancaman, AS Berpihak
Namun, Israel belum menyetujui tahap kedua perjanjian yang bertujuan mengakhiri perang di Gaza.
Netanyahu berupaya memperpanjang fase pertukaran awal untuk membebaskan lebih banyak sandera Israel tanpa memberikan konsesi lebih lanjut atau memenuhi kewajiban militer dan kemanusiaan yang tercantum dalam kesepakatan tersebut.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.