Usulan Gencatan Senjata di Ukraina Picu Kemarahan Blogger Pro-Perang Rusia, Disebut sebagai Jebakan
Usulan AS tentang gencatan senjata di Ukraina telah memicu kemarahan di kalangan blogger pro-perang Rusia dan koresponden militer.
Penulis: Nuryanti
Editor: Bobby Wiratama

TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat (AS) mengusulkan gencatan senjata selama 30 hari antara Rusia dengan Ukraina.
Namun, usulan AS itu telah memicu kemarahan di kalangan blogger pro-perang Rusia dan koresponden militer.
Mereka menyebutnya sebagai 'jebakan' dan upaya memberi Ukraina waktu untuk memperkuat pasukan militernya.
Sementara, Kremlin mengatakan pihaknya sedang menunggu Washington untuk memberitahukannya tentang rincian gencatan senjata yang diusulkan di Ukraina.
Tokoh-tokoh pro-perang menyuarakan ekspektasi mereka bahwa Rusia akan menolak kesepakatan tersebut, karena Moskow terus maju di garis depan.
“Poin pertama: 30 hari adalah periode yang sama sekali tidak penting, yang dibutuhkan oleh Ukraina, bukan Rusia, untuk mengganti kerugian dan mempersiapkan garis pertahanan baru. Poin kedua mengikuti poin pertama."
"Amerika akan melanjutkan bantuan militer ke Ukraina, yang akan digunakan secara aktif oleh Angkatan Bersenjata Ukraina selama gencatan senjata untuk memperkuat dan mempersiapkan serangan baru,” ungkap saluran Telegram pro-perang Archangel of Special Forces kepada audiensnya yang berjumlah lebih dari 1,1 juta pelanggan, dikutip dari The Moscow Times.
"Dan pertanyaannya: apakah ini sesuatu yang kita perlukan dengan latar belakang runtuhnya front Ukraina? Kami rasa tidak," imbuhnya.
Kemudian, Boris Rozhin, seorang blogger pro-perang yang memiliki 866.000 pelanggan di Telegram, menyarankan bahwa selama gencatan senjata, Ukraina akan memalsukan proses negosiasi untuk memperkuat tentaranya dan menunggu pengiriman senjata AS.
"Jebakan klasik. Kalau begitu kita akan bilang kita tertipu lagi," kata Rozhin.
Penulis saluran Telegram Zhivov Z, Alexei Zhivov, juga menyatakan harapan bahwa Rusia tidak akan menyetujui gencatan senjata yang diusulkan AS.
Baca juga: Tentara Ukraina Disebut Mundur Bertahap dari Kursk, Kota Sudzha Kini Berada di Bawah Kendali Rusia
"Washington melanjutkan dukungan militer untuk Angkatan Bersenjata Ukraina, secara terbuka menegaskan kembali keterlibatannya dalam perang melawan Rusia,” kata Zhivov.
"Mengapa Rusia memerlukan jeda ini masih belum jelas. Saya harap kita tidak menyetujuinya," sambungnya.
AS Kirim Senjata ke Ukraina
Sementara itu, pengiriman senjata Amerika Serikat (AS) ke Ukraina dilanjutkan pada Rabu (12/3/2025), kata sejumlah pejabat.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.