Hamas Tembakkan 3 Roket ke Tel Aviv, 1 Dicegat Israel dan 2 Lainnya Jatuh di Area Tak Berpenghuni
Sejak Selasa (17/3/2025), serangan udara dan darat Israel di Gaza telah menewaskan setidaknya 591 orang, termasuk lebih dari 200 anak-anak.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie

TRIBUNNEWS.COM - Hamas meluncurkan tiga roket ke Tel Aviv pada Kamis (19/3/2025), menandai serangan balasan pertama sejak Israel melanjutkan operasi militernya di Gaza.
Militer Israel (IDF) mengklaim berhasil mencegat salah satu roket, sementara dua lainnya jatuh di area tak berpenghuni.
Dikutip dari BBC, serangan udara dan darat Israel di Gaza telah menewaskan setidaknya 591 orang, termasuk lebih dari 200 anak-anak, sejak pertempuran kembali pecah pada Selasa (17/3/2025).
Israel mengklaim operasi ini bertujuan membongkar infrastruktur Hamas.
Operasi Darat Israel di Gaza
Pasukan IDF telah memulai operasi darat di beberapa wilayah Palestina, termasuk Rafah di selatan Gaza.
Mereka menyebut operasi ini sebagai “operasi darat terbatas” yang bertujuan menciptakan zona penyangga antara wilayah utara dan selatan Gaza.
Juru bicara IDF, Kolonel Avichay Adraee, menyatakan pasukan telah dikerahkan di sepanjang Koridor Netzarim yang membagi Gaza.
Sementara itu, juru bicara pemerintah Israel, David Mencer, menuduh Hamas sebagai pihak yang bertanggung jawab atas eskalasi kekerasan.
Israel menegaskan jika perundingan gencatan senjata tidak akan dilanjutkan kecuali Hamas membebaskan para sandera yang tersisa.
Saat ini, Israel mengklaim Hamas masih menahan 59 sandera, dengan 24 di antaranya diyakini masih hidup.
Baca juga: Hamas Lanjut Negosiasi dengan Mediator, Desak Israel Patuhi Gencatan Senjata di Gaza
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan lima staf badan pengungsi Palestina (UNRWA) tewas dalam beberapa hari terakhir akibat serangan di Gaza.
Selain itu, seorang pekerja PBB juga tewas setelah kompleksnya di Deir al-Balah rusak akibat serangan.
Di Rumah Sakit Nasser, Khan Yunis, seorang ayah bernama Qasim Abu Sharqiya kehilangan putranya yang berusia dua tahun akibat serangan Israel.
Omar adalah satu-satunya anak saya, dan sekarang saya tidak punya siapa-siapa lagi,” katanya kepada AFP.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.