Bakrie Bisa Blunder Kuasai Path
Pembelian Path oleh Bakrie Global Group secara politik merupakan langkah strategis, namun bukannya tidak berisiko.
Penulis: Bahri Kurniawan
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar Komunikasi dan Teknologi Informasi, Sarwoto Atmosutarno menilai pembelian Path oleh Bakrie Global Group secara politik merupakan langkah yang strategis, namun bukannya tidak berisiko.
“Kalau mengelola kontennya tidak benar, malah bisa blunder. Untuk jangka panjang tentu ini langkah yang strategis dan merupakan ekspansi bisnis yang cerdik,” ujarnya, Rabu (15/1/2014).
Path merupakan salah satu aplikasi jejaring sosial yang sedang digandrungi banyak pengguna di Indonesia. Dave Morin, pendiri Path, pada 2013 menyebutkan Indonesia adalah pengguna Path dengan jumlah terbesar di dunia, kurang lebih ada empat juta pengguna, lebih besar dari Amerika Serikat.
Karenanya, menurut Sarwoto, pemilihan platform sosial media ini adalah langkah strategis dalam komunikasi politik dengan publik.
“Kalau dilihat dari segmen pengguna, sosial media itu pengguna aktifnya berusia di bawah empat puluh tahun. Dalam politik, pemilih di usia ini adalah yang paling signifikan jumlahnya,” demikian papar Sarwoto.
Selain itu, semakin meningkatnya penggunaan smartphone dan tablet akan sangat berpengaruh terhadap penggunaan sosial media. Dengan tingkat penetrasi yang tinggi, pemanfaatan sosial media dalam komunikasi politik memiliki peran vital.
“Untuk masa kini dan masa depan, partai-partai yang tidak serius mengelola komunikasi melalui sosial media tentu akan sangat ketinggalan,” kata mantan dirut Telkomsel ini mewanti-wanti.
Namun, penggunaan sosial media sebagai alat politik ibarat pedang bermata dua, karena pengguna sosial media sangat sensitif dalam merespon isu yang berkembang.
“Yang paling penting objektivitas, pengguna sosial media itu tidak bisa didikte begitu saja,” tutup Sarwoto sembari tersenyum.