Internet Lambat di Indonesia Bikin Garuk-garuk Kepala
Karena koneksi lambat ini, mereka tidak bisa mengambil keuntungan penuh dari internet.
Editor: Rendy Sadikin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Koneksi internet di Indonesia dinilai masih lambat oleh konsumen, menurut survei dari perusahaan telekomunikasi Ooredoo, yang merupakan induk perusahaan Indosat. Konsumen juga merasa lambatnya internet kerap membuat garuk-garuk kepala alias frustasi.
Ketika ditanyakan pendapat tentang kecepatan koneksi internet yang disediakan oleh operator telekomunikasi di Indonesia, hanya 62 persen responden yang menganggapnya baik.
Dari mereka yang berada di pedesaan, 60 persen responden yang memiliki akses internet merasa frustrasi dengan lemahnya cakupan internet dan 82 persen mengatakan koneksi terasa lambat.
Karena koneksi lambat ini, mereka tidak bisa mengambil keuntungan penuh dari internet. Padahal, responden yang terdiri dari generasi muda ini meyakini bahwa internet bisa menjadi wahana bagi mereka untuk meningkatkan potensi diri dan karir.
Sebanyak 99 persen responden ingin atau berniat untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kerja tertentu secara online. 79 persen juga mengatakan bahwa internet yang cepat akan berdampak besar pada lamanya waktu yang dihabiskan untuk ber-internet guna mengembangkan diri.
Banyak responden mengakui pentingnya menggunakan internet untuk tujuan bisnis (99 persen), untuk mencari tenaga kerja terampil (96 persen) dan sumber dana secara online (97 persen).
Namun, ketika ditanya apakah menurut mereka mudah untuk melaksanakan hal-hal semacam itu, sebagian besar mengatakan sulit. Penelitian ini melibatkan 1.400 responden yang terdiri atas laki-laki dan perempuan berusia 18 sampai 30 tahun di Indonesia.
Presiden Direktur dan CEO Indosat, Alexander Rusli mengatakan, penelitian ini memberi gambaran bahwa teknologi, informasi, dan komunikasi, berperan penting dalam membantu generasi muda mengidentifikasi peluang dan potensi yang ada. "Ini akan membantu kita semua untuk memahami generasi muda Indonesia dengan lebih baik," ujar Alexander dalam siaran pers yang diterima KompasTekno, Senin (30/6/2014).
Penelitian ini menyoroti keinginan yang besar akan terwujudnya akses internet yang lebih luas dan sikap generasi muda Indonesia terhadap isu-isu ekonomi dan pendidikan, terutama dalam kaitannya dengan pencarian pekerjaan dan memulai usaha dari internet.
Ketika ditanya tentang peran teknologi di tengah masyarakat, 95 persen responden percaya teknologi membuka saluran komunikasi yang mendorong perdamaian dan saling memahami.
Dengan jumlah persentase responden yang sama percaya, mereka percaya teknologi menjadi dasar terbentuknya masyarakat modern yang berpikiran maju dan fungsional.