Lumia 530, Perangkat versi Ekonomis Minus Kamera Depan
Kapasitas penyimpanan internal Lumia 530 disunat hanya 4 GB. Bandingkan dengan pendahulunya, Lumia 520, yang mencapai 8 GB.
Penulis: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Lumia 530 dijadwalkan tersedia di gerai ponsel 12 September mendatang. Perangkat yang berjalan di OS Windows Phone 8.1 ini ditawarkan dengan harga ekonomis di kisaran Rp 1,4 jutaan.
Dengan banderol segitu, pengguna disodorkan smartphone dengan bentangan layar 4 inci dan kamera utama 5 megapiksel. Sementara jeroannya mencakup prosesor quad-core 1,2 GHz Snapdragon 200, RAM 512 MB. Tapi kapasitas penyimpanan internal Lumia 530 disunat hanya 4 GB. Bandingkan dengan pendahulunya, Lumia 520, yang mencapai 8 GB.
Menariknya, Microsoft Device Indonesia tetap mempertahankan Lumia 520 di pasaran. Product Marketing Manager, Software & Device Microsoft, Anvid Erdian meyakini Lumia 520 tetap akan memikat konsumen. ”Harga Lumia 520 pasti lebih rendah dari Lumia 530,” katanya kepada Tribunnews.com di Jakarta, Senin (1/9/2014).
Dia menambahkan pengguna Lumia 520 bisa meng-update sistem operasi ke Windows Phone 8.1. Sistem operasi baru ini menawarkan pengalaman yang berbeda dengan kehadiran fitur-fitur terbaru. Sebut saja bisa mengontrol aplikasi yang jalan di background, sehingga bisa membantu menghemat baterai. "Dengan Windows Phone 8.1 kita bisa put more control, smartphone tidak mendikte kita, tapi kita yang mendikte smartphone," teran Anvid.
Asyiknya lagi, pengguna juga bisa memindahkan aplikasi dan game dari penyimpanan internal ke eksternal. Inilah alasan kenapa kapasitas memori internal Lumia 530 yang sempit bukan jadi masalah serius.
Fitur unggulan lainnya adalah aplikasi foto. Lumia 530 menyediakan Lumia Camera yang dilengkapi dengan settingan kamera, seperti white balance, ISO, speed, dan exposure. Perubahan setting bisa dilihat langsung di layar.
Kelemahan yang menonjol di Lumia 530 adalah absennya kamera depan. Padahal, keberadaan kamera depan di smartphone menjadi pertimbangan utama pilihan konsumen. Maklum, orang Indonesia lagi keranjingan selfie.