Situs Gunung Padang Punden Berundak Buatan Manusia
Tim Nasional Peneliti Gunung Padang menyimpulkan adanya struktur punden berundak buatan manusia yang disusun menggunakan batuan alami
Editor: Gusti Sawabi
Tribunnews.com - Sama seperti prediksi para arkeolog sebelumnya, Tim Nasional Peneliti Gunung Padang menyimpulkan adanya struktur punden berundak buatan manusia yang disusun menggunakan batuan alami di Situs Gunung Padang, Desa Karyamukti, Campaka, Cianjur, Jawa Barat.
Anggota Tim Nasional Peneliti Gunung Padang, Wisnu Ariastika, di Cianjur, Selasa (30/9/2014), mengatakan, dalam penelitian selama 23 hari, tim memverifikasi data bahwa Gunung Padang tak hanya susunan batu-batu berserakan, tetapi juga sebuah struktur bangunan punden berundak berbentuk terasiring.
”Beberapa arkeolog yakin Gunung Padang hanya berupa punden berundak, tetapi struktur dalamnya mereka belum bisa memastikan. Kami selama 23 hari membuktikan bahwa ada struktur. Kepastian ini kami simpulkan atas penggalian dan pengeboran di teras dua dan lima serta penggalian di bagian lereng bukit sebelah barat dan timur,” ujar Wisnu.
Untuk mendeteksi struktur bagian dalam punden berundak Gunung Padang, Tim memindai bagian bawah tanah dengan gelombang listrik. Selanjutnya, mereka menggali dan mengebor tanah untuk memverifikasi keberadaan struktur tersebut.
Terkait anggapan sebelumnya bahwa di dalam Gunung Padang terdapat semacam bangunan piramida, Wisnu membantah hal tersebut. Tentang hipotesis adanya ruangan di dalam punden berundak-undak Gunung Padang hingga sekarang belum ditemukan oleh tim. Tim masih menganalisis hasil pengeboran di sejumlah titik.
Begitu juga tentang temuan koin logam yang awalnya disebut berasal dari masa 5.200 sebelum Masehi hingga sekitar 500 Masehi ternyata tim belum berani menyimpulkan umur koin tersebut.
Arkeolog Pusat Arkeologi Nasional, Harry Truman Simanjuntak, memprediksi Gunung Padang sama seperti situs-situs megalitik lain yang dibangun abad VI-VIII. Arkeolog Universitas Indonesia, Mundardjito, mengatakan, setiap penelitian semestinya berwawasan pelestarian cagar budaya. (ABK/KOMPAS CETAK)