UMeetMe Disiapkan Untuk Solusi e-Blusukan
PT Telkom Indonesia mulai mendorong penggunaan layanan konferensi video terpadu berbasis internet, UmeetMe
Penulis: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- PT Telkom Indonesia mulai mendorong penggunaan layanan konferensi video terpadu berbasis internet, UmeetMe, ke pasar yang lebih luas.
Saat ini UmeetMe telah digunakan untuk program pembelajaran jarak jauh (long distance learning), komunikasi perusahaan lintas negara, memantau arus mudik saat lebaran, hingga memfasilitasi komunikasi antara tenaga kerja Indonesia (TKI) dengan sanak saudaranya di desa.
Bahkan layanan tersebut telah digunakan oleh pemerintah daerah (pemda) maupun Polri untuk berkomunikasi dengan jajaran dibawahnya hingga bank yang memiliki cabang hingga pelosok daerah atau bahkan di luar negeri.
Tapi, dampak pemanfaatan layanan UmeetMe seolah mencapai level baru yang jauh lebih luas dan masif ketika dua kali digunakan oleh Presiden Joko Widodo untuk berkomunikasi dengan petani dari Sabang hingga Merauke yang tergabung dalam Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI).
Melalui komunikasi video dua arah tersebut, para petani yang berada ribuan kilometer jauhnya menjadi sangat mudah dalam menyampaikan permasalahan yang dihadapi untuk di dengar langsung oleh Presiden. Demikian disebutkan dalam rilis Telkom yang diterima Tribunnews.
Kegiatan mendengar berbagai keluhan rakyat secara langsung tanpa bertatap muka fisik yang populer lewat sebutan E-Blusukan tersebut memang menjadi agenda besar Jokowi setelah menjadi Presiden.
Hal ini seiring sejalan dengan program pemerintah sendiri dalam memperluas akses infrastruktur telekomunikasi, khususnya berbasis internet, ke seluruh wilayah Indonesia.
Melalui komunikasi video dua arah, para petani, nelayan, maupun masyarakat yang berada ribuan kilometer jauhnya menjadi sangat mudah dalam menyampaikan permasalahan yang dihadapi untuk di dengar langsung oleh Presiden.
EGM Divisi Solution Convergence Telkom Achmad Sugiarto mengklaim bahwa layanan UmeetMe dapat menjangkau hingga pelosok desa karena konfigurasinya dirancang agar mudah digunakan.
Besaran konsumsi data (bandwith) yang dibutuhkan UmeetMe, menurut Anto, sapaan akrab Achmad Sugiarto, sifatnya customable atau adaptif. Artinya, aplikasi tersebut tetap dapat berjalan di koneksi data rendah (minimal 50 kbps) dan akan maksimal di bandwith tinggi (resolusi high definition).
UmeetMe dapat langsung berjalan selama ada kamera/webcam, microphone, perangkat seperti PC atau smartphone, serta koneksi internet. Bahkan, aplikasi tersebut juga dapat diakses melalui perangkat smartphone dan tablet bersistem operasi Android maupun iOS.
Seandainya layanan UmeetMe ini digunakan oleh pemerintah, Anto membayangkan kedepannya PT Telkom dapat men-setting solusi UmeetMe di berbagai desa atau kampung-kampung nelayan yang bersifat permanen untuk memudahkan proses komunikasi dengan pemerintah. Misalnya penyediaan Combat (Compact Mobile BTS) seperti yang dimiliki Telkomsel untuk menjamin kelancaran koneksi data saat proses video conferencing dilakukan.
Implementasi layanan video conference seperti UmeetMe dinilai sangat cocok untuk menjembatani komunikasi antara pemerintah dengan masyarakat, karena sesuai dengan karakter Indonesia yang memiliki penduduk besar, kondisi geografis kepulauan, serta akses internet tidak merata.
”UmeetMe dapat menjangkau masyarakat hingga tingkat bawah,” ujar GM Smart Solution Ecosystem Divisi Solution Convergence Telkom Siswanto Dasijo dalam keterangan tertulisnya.
Lewat komunikasi video conference, lanjut Siswanto, penduduk desa berpotensi untuk mengembangkan desanya menjadi mandiri. ”Misalnya dengan mengkomunikasikan produk UKM dan berbagai potensi desa lainnya kepada masyarakat luas,” katanya.
Di bidang kesehatan, konferensi video juga memungkinkan apa yang disebut pengobatan jarak jauh atau telediagnosis. “Faktanya, dokter spesialis hanya ada di kota-kota besar. Padahal layanan kesehatan seharusnya merata hingga pedesaan. Kementrian Kesehatan bisa mengelaborasi lagi layanan ini,” ungkap Siswanto lagi.
Bahkan layanan UmeetMe pun menyentuh bidang pertahanan dan keamanan. Antara lain dengan mengimplementasikan IP Camera (kamera jaringan) di wilayah perbatasan, pulau-pulau terluar, dan terpencil Indonesia. ”Manfaat positif yang bisa didapat dari implementasi teknologi seperti ini sangatlah besar,” pungkasnya.