Ilmuwan Berhasil Prediksi Kematian dengan Akurasi 80 persen, Bagaimana Caranya?
Kebanyakan orang menerima datangnya kematian sebagai misteri. Namun, beberapa ilmuwan tidak.
Editor: Malvyandie Haryadi
Awalnya, hasil penelitian mengecewakan.
Ilmuwan tidak menemukan sesuatu yang berharga.
Namun, saat ilmuwan melihat data lebih dekat, mereka menyadari ada sesuatu yang berbeda.
"Saya memperhatikan perbedaan kesuburan antara betina yang akan mati dengan betina yang masih memiliki masa hidup beberapa minggu lagi," kata Mueller.
Secara sederhana tingkat kesuburan lalat menurun dua minggu menurun sebelum akhirnya mati. Ini dilihat dari jumlah telur yang dihasilkan setiap hari.
Penurunan terjadi tanpa melihat umur.
Sebagai contoh, lalat yang berumur 60 hari dan menuju kematiannya serta lalat berumur 15 hari yang akan mati sama-sama mengalami penurunan kesuburan.
Penurunan tingkat keseburan juga dialami pejantan.
Mueller mengatakan, lalat jantan akan kehilangan kemampuan membuahi betina beberapa saat sebelum kematian.
Lewat penelitian itu, ilmuwan menunjukkan adanya fase kehidupan yang belum dikenal selama ini, fase akhir kehidupan yang disebut "spiral kematian".
Prediksi kematian pada lalat buah akhirnya dilakukan dengan dasar jumlah telur yang dihasilkan betina.
Mueller dan Rose bisa memprediksi kematian dengan akurasi 80 persen tiga hari sebelum kematian itu menjemput.
Selain Mueller dan Rose, James Curtsinger Ilmuwan dari Universitas Minnesota juga meneliti hubungan kesuburan dan kematian pada lalat buah.
Namun Curtsinger punya pendapat berbeda dengan hasil penelitian Mueller dan Rose.