Pemakaman Kuno Ini Disebut Bisa Memecahkan Misteri Asal Muasal Bangsa Filistin Kuno
Misteri Alkitab tentang dari mana bangsa Filistin kuno berasal sepertinya akan terpecahkan dalam waktu dekat.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM - Misteri Alkitab tentang dari mana bangsa Filistin kuno berasal sepertinya akan terpecahkan dalam waktu dekat.
Klaim itu disampaikan oleh tim arkeolog Leon Levy Expedition dalam penetupan penggalian selama 30 tahun di situs kota kuno Ashkelon, Israel.
Bangsa Filistin, atau sering disebut orang laut, merupakan bangsa yang bermigrasi dari Aegea sekitar abad 15 SM.
Bangsa ini menempati pantai selatan Kanaan pada waktu bangsa Israel memasuki wilayah itu.
Banyak perdebatan soal asal-usulnya, tapi para arkeolog modern percaya bahwa bangsa ini memiliki kaitan budaya dengan budaya Mikenae di daratan Yunani.
Sebelumnya, teka-teki tentang asal-muasal orang Filistin kuno sangat sedikit jejak biologisnya.
Tapi sekarang, para arkeolog dari berbagai perguruan tinggi itu sangat yakin bisa memecahkannya. Mereka mengklaim telah menemukan kuburan pertama mereka.
Jejak pertama muncul pada 2013. Setelah itu, para arkeolog mengaku menemukan setidaknya 200 tengkorak di pemakanan kuno tersebut.
Temuan itu akhirnya semakin jelas pada Minggu (17/7) kemarin, tepat di hari penutupan penggalian yang sudah berlangsung tiga dasawarsa itu.
Saat ini tim tengah memindai DNA—dengan tes radiokarbon dan tes lainnya—yang terdapat pada tulang-belulang mayat yang ditemukan di pemakaman.
Dari pemantauan sementara, tulang-tulang itu diperkirakan berasal dari abad 8 - 11 SM. Untuk kesimpulan utuh dan menyeluruh, masih dibutuhkan waktu yang tidak sebentar.
“Setelah puluhan tahun mempelajari apa yang tersisa di Filistin belakangan, kami akhirnya berhadapan dengan yang bersangkutan,” kata Daniel M. Master, profesor di Wheaton College yang juga bertindak sebagai kepala penelitian. “Dengan penemuan ini, kita sudah dekat dengan rahasia asal-usul mereka.”
Beberapa fosil manusia telah ditemukan di situs tersebut dalam beberapa tahun terakhir, tapi masih dianggap terlalu kecil untuk membuat sebuah kesimpulan.
Tapi berkat kerja keras mereka selama tiga tahun terakhir, tanda-tanda pengungkapan itu sepertinya sudah di depan mata.
Penggalian ini bukan tanpa halangan, terutama dari kalangan Yahudi ultra-ortodoks.
Pada 1990-an, kelompok ini pernah melakukan demonstrasi terhadap upaya penggalian ini, dengan alasan bahwa fosil-fosil itu bisa jadi orang-orang Yahudi dan ini melanggar ketentuan agama.