Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Inilah Pesawat Laser Milik Rusia, Mampu Hancurkan Rudal Balistik di Angkasa

Rusia ternyata juga memiliki program pesawat mengusung sistem laser penghancur rudal balistik yang tengah meluncur di angkasa.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Inilah Pesawat Laser Milik Rusia, Mampu Hancurkan Rudal Balistik di Angkasa
net

Varian kedua ini mengusung sistem laser yang lebih bertenaga.

Sistem laser 1LK222 Sokol Eshelon memiliki jarak efektif sampai 1.500km, cukup untuk membutakan dan menghancurkan sistem optik yang digunakan oleh satelit intai, atau membakar sirkuit satelit sehingga rusak atau keluar dari orbitnya.

Program Beriev A-60 dan Sokol Eshelon dinyatakan tutup pada 1993 karena Rusia tidak memiliki cukup dana untuk menyelesaikan pengembangannya.




Namun kemudian pada 2003, terdapat cukup ketertarikan di dalam kalangan AU Rusia untuk menghidupkan kembali produk ini dengan pengembangan diserahkan ke biro Khimpromavtomatika.

Setelah satu dekade lainnya dihabiskan, pesawat Beriev A-60 juga menerima pengembangan dalam bentuk radar baru buatan Radiofizika untuk mendeteksi posisi satelit ketinggian rendah.

Pada 2009, Beriev A-60 ini digunakan dalam pengujian langsung untuk menyinari dan melakukan ranging (pengukuran jarak) atas satelit AJISAI milik Jepang yang berjarak 1.500km dari pesawat pembawa, yang bertujuan untuk melakukan kalibrasi atas sistem laser Sokol Eshelon.

Rencananya apabila ujicoba yang terus dilakukan hingga saat ini berujung pada keberhasilan, A60 akan memperkuat Russian Aerospace Defence Forces (Voyska Vozdushno-Kosmicheskoy Oborony) yang dibentuk pada 1 Desember 2011.

BERITA TERKAIT

Pasukan Pertahanan Luar Angkasa Rusia ini ditugaskan untuk menangkal serangan yang datang dari ketinggian tinggi dan luar angkasa seperti satelit mata-mata, pesawat intai ketinggian sangat tinggi, atau hululedak MIRV (Multiple Independently Targetable Reentry Vehicle).

Apakah Beriev A-60 akan bernasib lebih sukses dari Boeing YAL-1 yang dihentikan pengembangan dan ujicobanya karena hasil yang kurang memuaskan? Kita tunggu saja.

Sumber: Angkasa
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas