Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kapal HSV-2, Pernah Dipakai US Navy, Lalu Disewa Angkatan Laut UEA dan Rontok Dihajar Rudal Houthi

Pada awalnya Angkatan Laut UEA menyembunyikan insiden ini dan hanya menyebutkan terjadinya kegagalan teknis pada kapal mereka

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Kapal HSV-2, Pernah Dipakai US Navy, Lalu Disewa Angkatan Laut UEA dan Rontok Dihajar Rudal Houthi
net

TRIBUNNEWS.COM - Pada awalnya, AL AS di tahun 1990-an gandrung pada konsep catamaran sebagai solusi untuk menciptakan kapal yang ringan, berkecepatan tinggi, dan efisien dalam hal konsumsi bahan bakar.

Untuk mencapai tujuan tersebut, AL AS kemudian melakukan eksperimen dengan membuat kapal perang berdesain catamaran dengan lambung ganda dalam rangka memenuhi visi strategis Sea Power 21.

Kapal yang diberi nama HSV (High Speed Vessel) tersebut didesain oleh perusahaan Incat di Australia, yang mengambil basis desain kapal komersial.

AL AS kemudian mengajukan skema sewa ke perusahaan Bollinger/ Incat, dengan dua kapal HSV-1 Joint Venture dan HSV-2 Swift akhirnya dioperasikan oleh AL AS.

Selama masa karirnya di AL AS, kedua kapal ini banyak difungsikan sebagai kapal dukungan dan kapal logistik di bawah kendali Military Sealift Command, menjadi markas terapung bagi pasukan khusus, atau mengirimkan kargo kemanapun AL AS membutuhkan.

HSV dilengkapi dengan dek serta hangar helikopter dan dek untuk mengangkut kendaraan ringan seperti pikap atau ekskavator.

Berita Rekomendasi

Digerakkan oleh mesin diesel Caterpillar 3618 Marine, kapal HSV dapat mencapai kecepatan 45 knot saat digeber maksimal, atau 30 knot untuk kecepatan jelajah.

Sepanjang masa karirnya di AL AS, HSV-2 berkeliling dunia sebagai duta bantuan AS ke negeri sahabat yang dilanda bencana.

HSV-2 Swift bahkan tercatat pernah beranjangsana ke Indonesia untuk menurunkan bantuan di pelabuhan Belawan pada 3 Februari 2005 setelah Aceh dihantam amukan Tsunami pada Desember 2004.

AL AS sendiri tidak lama menggunakan HSV. Setelah beroperasinya USNS Spearhead yang juga berdesain Catamaran tetapi berukuran lebih besar, kontrak HSV-2 tidak diperpanjang dan pada 2013 dikembalikan ke perusahaan pemiliknya.

Nah, setelah AL AS, ternyata AL Uni Emirat Arab (UAE) tertarik untuk menyewa kapal ini untuk mendukung operasi militer mereka di Yaman.

UAE menyewa kapal tersebut pada Juli 2015 melalui perusahaan sipil, National Marine Dredging Company.

Di tangan AL UAE, kapa HSV-2 dikaryakan untuk melakukan operasi militer, memblokade perairan di sekitar Yaman dari ancaman penyusupan kargo senjata ataupun makanan dan obat-obatan bagi kelompok Houthi yang beraliran Syiah.

Walaupun secara teoritis pemberontak Houthi boleh dikata minim persenjataan, mereka memiliki pendukung besar di balik layar: Iran.

Dari Iran beragam persenjataan canggih dan teknik tempur yang efektif mengalir.

Pada malam hari 2 Oktober 2016, saat HSV-2 sedang berada di selat Bab Al Mandab yang sempit di dekat kota pelabuhan Mokha, para pemberontak Houthi (ada pula yang menyebutnya sebagai Garda Republik Militer Yaman) melakukan serangan kejutan.

Mereka menembakkan rudal anti kapal C-802 buatan Tiongkok yang awalnya berada di dalam arsenal AL Yaman. Kapal HSV-2 menjadi korban kesekian dari C-802 yang diluncurkan dari arah daratan menggunakan sistem truk dan kontainer.

Rudal meluncur dan menghantam haluan kapal sisi sebelah kanan.

Hulu ledak Shaped Chargemenciptakan lubang besar menganga pada kulit alumunium HSV-2, dan bahkan berhasil merusak haluan kapal sebelah kiri.

Dengan segera, kapal yang minim sarana pertahanan diri seperti sistem CIWS (Close In Weapon System) tersebut terbakar hebat sehingga awaknya dievakuasi.

Pada awalnya AL UEA menyembunyikan insiden ini dan hanya menyebutkan terjadinya kegagalan teknis pada kapal mereka yang membutuhkan evakuasi awaknya.

Namun tanpa bisa disembunyikan, pada 5 Oktober 2016 bermunculan gambar HSV-2 dalam kondisi rusak parah di berbagai media online, dengan dek dan anjungan yang meninggalkan jejak bekas terbakar.

Melihat bentuk dan kerusakan yang terjadi, rasa-rasanya sulit untuk memperbaiki kapal HSV-2 yang bangkainya berhasil ditarik dan dievakuasi ke Eritrea tersebut.

Sumber: Angkasa
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas