Tips untuk Bunda Lindungi Anak dari Risiko Penyakit akibat Cuaca Panas Ekstrem
Untuk menjaga daya tahan tubuh Si Kecil selama cuaca panas ekstrem melanda, Bunda juga bisa terus memenuhi kebutuhan nutrisi harian Si Kecil dengan me
TRIBUNNEWS.COM - Cuaca panas yang berkepanjangan di sejumlah wilayah Indonesia akibat musim kemarau harus menjadi perhatian. Terlebih lagi, cuaca panas ini berdampak buruk bagi kesehatan tubuh, terutama bagi anak-anak.
Bahkan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa fenomena panas terik yang berlangsung sepanjang bulan Oktober ini baru akan berakhir pada Bulan November, bersamaan dengan masuknya musim hujan. Mengutip akun Instagram resmi BMKG suhu maksimum harian di Indonesia berkisar 35 sampai 39 derajat Celcius. Terdapat beberapa faktor, mulai dari musim kemarau, minimnya pertumbuhan awan, pergerakan angin, hingga tingkat kelembapan udara.
Cuaca panas yang ekstrem ini perlu mendapat perhatian serius, karena menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes), suhu panas yang tinggi bukan hanya membuat tubuh menjadi lemas dan tidak nyaman, tapi juga meningkatkan risiko terkena berbagai penyakit.
Penting untuk memahami risiko penyakit-penyakit yang disebabkan karena cuaca panas ekstrem dan mengambil langkah-langkah pencegahan untuk melindungi diri dan anak-anak. Maka itu, ketahui beberapa penyakit yang bisa saja menyerang, khususnya pada Si Kecil:
Baca juga: 5 Cara Lindungi Si Kecil dari Bahaya Penyakit Akibat Polusi Udara
1. Dehidrasi
Dehidrasi adalah kondisi ketika tubuh kehilangan lebih banyak cairan daripada yang masuk. Ini terjadi ketika seseorang tidak cukup minum air atau kehilangan cairan melalui keringat atau urin lebih cepat daripada yang dapat digantikan.
Cuaca panas ekstrem meningkatkan risiko dehidrasi karena tubuh akan kehilangan cairan melalui keringat untuk membantu mendinginkan tubuh. Jadi, sangat penting pada orang tua untuk memastikan anak minum air yang cukup dalam kondisi cuaca panas ekstrem.
2. Penyakit kulit
Sinar matahari yang intens karena cuaca panas ekstrem dapat menyebabkan luka bakar matahari dan merusak kulit. Di sisi lain, juga bisa menyebabkan ruam panas, yang disebabkan oleh keringat yang terjebak di bawah lapisan kulit.
Gejala yang mungkin dirasakan ketika mengalami luka bakar matahari adalah kulit merah, panas dan terkelupas. Sementara ruam panas, biasanya muncul bintik-bintik merah dan gatal pada kulit.
Mengutip dari klikdokter, penggunaan sunscreen saat keluar rumah dan menghindari kontak matahari langsung dengan memilih tempat yang teduh dan menggunakan pelindung seperti payung dapat mengurangi dampak buruk yang ditimbulkan cuaca panas.
Untuk anak, penggunaan sunscreen dianjurkan menggunakan produk yang memiliki kadar SPF minimal 30 atau lebih. Namun, tidak direkomendasikan menggunakan SPF lebih tinggi dari 50.
Selain itu, sunscreen bisa diaplikasikan minimal 30 menit sebelum beraktivitas di luar ruangan, serta diulang setiap 2 jam sekali atau segera setelah berkeringat atau main air.
3. Infeksi saluran napas
Infeksi saluran napas adalah penyakit yang menyerang saluran pernapasan, termasuk hidung, tenggorokan dan paru-paru. Pada musim panas, polusi udara dan partikel berbahaya lainnya, meningkatkan risiko infeksi saluran napas lebih tinggi.
Gejala infeksi saluran napas bisa bermacam-macam, seperti pilek, batuk, sakit tenggorokan bahkan ada juga yang kesulitan bernapas. Membatasi kontak dengan orang yang sakit dan mengurangi kegiatan di luar ruangan, bisa menjadi solusi untuk mengobati infeksi saluran pernapasan ini.
Selain itu, penggunaan masker juga dapat memainkan peran penting dalam melindungi anak dari penularan infeksi saluran pernapasan. Namun, penting untuk diingat bahwa penggunaan masker pada anak-anak perlu disertai dengan pengawasan orang dewasa, dan masker perlu dikenakan dengan benar.
4. Heatstroke
Heatstroke merupakan penyakit yang punya risiko besar karena bisa mengancam nyawa manusia. Kondisi ini terjadi ketika tubuh terlalu panas dan tidak dapat mendinginkan diri sendiri.
Gejala heatstroke antara lain adalah suhu tubuh yang sangat tinggi, kulit kering, pusing, kebingungan, mual dan bahkan mampu membuat anak kehilangan kesadaran. Penanganan pertama jika terkena heatstroke sambil menunggu bantuan medis, biasanya mencoba mendinginkan tubuh dengan kompres air dingin.
Setelah melihat beberapa penyakit yang bisa menyerang diakibatkan cuaca panas ekstrem di atas, tentu sebagai orang tua, Bunda tidak mau Si Kecil mengalaminya, bukan? Apalagi anak-anak biasanya memiliki daya tahan tubuh yang lebih rendah dan tidak begitu peka untuk menjaga kondisi tubuhnya sendiri.
Anak butuh senjata tambahan untuk hadapi cuaca panas
Selain tindakan-tindakan pencegahan di atas, ada beberapa hal yang bunda perlu perhatikan untuk menjaga daya tahan tubuh Si Kecil selama cuaca panas ekstrem melanda, diantaranya dengan memastikan kebutuhan air minum Si Kecil tercukupi dengan baik.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), secara umum, anak berusia 1-3 tahun membutuhkan 1,3 liter air minum per hari. Sementara, anak berusia 4-8 tahun membutuhkan 1,7 liter air minum per hari. Kebiasaan minum yang baik tidak hanya bermanfaat bagi imunitas serta tumbuh kembang anak, tetapi juga membantu anak lebih cermat, tanggap, dan memiliki performa yang baik.
Selain itu, pastikan anak memiliki waktu tidur yang cukup. Kurang tidur dapat menyebabkan produksi sitokin dalam tubuhnya terhambat. Sitokin merupakan protein yang berfungsi untuk melawan infeksi dan meredakan peradangan. Kondisi ini dapat membuat daya tahan tubuh Si Kecil melemah.
Oleh sebab itu, anak-anak dianjurkan tidur dengan cukup agar tetap sehat selama cuaca panas melanda. Berdasarkan rekomendasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), anak-anak berusia 3-6 tahun membutuhkan waktu istirahat selama 11-13 jam. Sementara itu, anak-anak berusia 6-12 tahun membutuhkan tidur selama 8-9 jam.
Untuk menjaga daya tahan tubuh Si Kecil selama cuaca panas ekstrem melanda, Bunda juga bisa terus memenuhi kebutuhan nutrisi harian Si Kecil dengan mengonsumsi makanan sehat dengan jumlah yang seimbang. Namun, tahukah Bunda bahwa asupan nutrisi dan gizi yang lengkap tidaklah cukup untuk menjadi tameng Si Kecil menghadapi cuaca ekstrem seperti sekarang?
Bunda perlu memberikan nutrisi tambahan untuk memperkuat daya tahan tubuh anak, sehingga tumbuh kembangnya tidak terganggu. Oleh karena itu, Bunda bisa melengkapinya dengan susu Morinaga Chil*Go! yang dapat menjadi alternatif pilihan untuk mendukung nutrisi anak sehingga anak dapat menjalani hari hari tanpa rasa khawatir.
Baca juga: Bunda Jadi Lebih Tenang, Ini 4 Tips Agar Tumbuh Kembang Anak Optimal
Susu Morinaga Chil*Go! tidak hanya mampu menjadi nutrisi tambahan untuk meningkatkan daya tahan tubuh anak, tapi juga bermanfaat untuk menjaga tumbuh kembang Si Kecil sesuai tahapan usianya.
Hal tersebut dikarenakan susu bubuk ini memiliki protein dan asam amino esensial yang menjadi unsur penting dalam pembentukan protein yang bermanfaat sebagai nutrisi, untuk menjaga proses tumbuh kembangnya tetap optimal. Terlebih, kandungan ini juga yang akan menjaga daya tahan tubuh anak sehingga tidak mudah sakit di cuaca apapun.
Tumbuh kembang anak juga makin optimal karena susu Morinaga Chil*Go! dengan format bubuk ini juga dilengkapi dengan tinggi kalsium, minyak ikan, Omega 3, Omega 6, Kolin, 14 Vitamin dan 7 mineral.
Selain itu, susu bubuk Morinaga Chil*Go! siap menjadi tameng anak menghadapi cuaca panas ekstrem seperti sekarang karena memiliki serat pangan inulin yang akan meningkatkan jumlah bakteri baik dalam saluran cerna anak sehingga pencernaan juga makin lancar dan teratur. Bunda tentu tahu, bukan? Pencernaan yang lancar juga mampu membuat imun tubuh anak berada pada kondisi yang optimal.
Selain susu bubuk, Morinaga Chil*Go! juga hadir dalam bentuk susu cair steril praktis yang bisa dijadikan camilan enak bernutrisi bagi Si Kecil dengan tiga varian rasa, yaitu coklat, vanilla dan stroberi.
Kini, Bunda tidak perlu khawatir lagi karena dengan Morinaga Chil*Go!, daya tahan tubuh anak selalu terjaga di tengah cuaca panas ekstrem dan semua nutrisi pelengkap yang diperlukan untuk tumbuh kembangnya sudah tercukupi!
Penulis: Matheus Elmerio | Editor: Vincentius