Kejar Kedaulatan Pangan, Kementan Jadikan Merauke Lumbung Pangan Nasional
Dengan potensi lahan 1,2 juta Ha dan lahan rawa pasang surut dengan kondisi air yang bagus, Merauke dapat menjadi daerah lumbung pangan nasional
TRIBUNNEWS.COM – Dengan potensi lahan seluas 1,2 juta hektar, Merauke dinilai dapat menjadi daerah lumbung pangan nasional. Hal itu terungkap setelah Menteri Pertanian Amran Sulaiman berkunjung ke wilayah di timur Indonesia tersebut pada pertengahan Mei (10/5) lalu.
Amran menyatakan hal tersebut sesuai dengan arahan Presiden RI, Joko Widodo, yang menginginkan Papua dijadikan daerah lumbung pangan nasional dalam rangka mewujudkan kedaulatan pangan nasional.
Lahan sawah seluas 1,2 juta hektar tersebut nantinya akan dibangun selama 3 tahun dengan dukungan pihak swasta dan BUMN. Untuk langkah pertama, Kementerian Pertanian (Kementan) menegaskan akan mengurus penyediaan benih.
“Kementan melangkah lebih cepat untuk daulat benih. Sebab benih itu penting menaikkan produksi padi. Sebagai contoh, benih baru Inpari 13 produksinya 7,1 ton per hektar dari benih sebelumnya yang hanya mampu memproduksi 4 ton per hektar,” ujar Amran.
Selain menyediakan stok benih, Kementan juga akan membangun pertanian modern dengan penggunaan mekanisasi penuh dan pertanian organik di Merauke. Diharapkan berbagai langkah tersebut mampu menyelaraskan program Nawa Cita yang digagas Presiden Joko Widodo.
Di sisi lain, Wakil Bupati Merauke Sunaryo menyambut gembira kedatangan Menteri Pertanian ke wilayahnya. Menurutnya, kunjungan dan gagasan Menteri Pertanian sangat membantu pemerintah daerah menangani kendala yang selama ini kerap dialami pertani, yakni keterlambatan pupuk dan keterbatasan air irigasi.
“Ini perlu disampaikan kepada Pak Menteri, sehingga lewat koordinasi dengan pemerintah pusat masalah ini segera ditangani. Merauke pun dapat menjadi daerah lumbung pangan nasional,” ujarnya.
Rencana pemanfaatan wilayah tersebut menjadi daerah lumbung pangan nasional pun didukung Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan).
Menurut Balitbangtan, daerah tersebut memiliki lahan rawa pasang surut dengan kondisi air yang bagus. Selain itu, hama juga relatif sedikit dan kondisi lahannya datar sehingga memadai untuk penggunaan alat dan mesin pertanian.
“Ini merupakan potensi luar biasa untuk produksi pangan,” jelas Kepala Balitbangtan, Haryono pada Jumat (15/5). (advertorial)