Kementerian Pertanian Targetkan 1.700 Pengusaha Agroindustri
Pengusaha tersebut diharapkan membangun agroindustri pedesaan sepanjang tahun 2015. "Ini sengaja direkomendasikan dari dinas," ujar Dirjen P2HP
TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (P2HP Kementan) mengadakan Bimbingan Teknis mencetak pengusaha untuk membangun agroindustri pedesaan. Kementan menargetkan 1.700 pengusaha untuk tahun ini di seluruh Indonesia.
"Jadi, peserta bimbingan teknis tahun ini agak berbeda dari sebelumnya. Ini sengaja direkomendasikan dari dinas, tempat unit pengolahan dibantu pemerintah itu berada. Mereka dari kabupaten masing-masing di seluruh Indonesia," ujar Direktur Jenderal P2HP Yusni Emilia Harahap di Cisarua, Bogor, Senin (25/5/2015).
Tahun ini, lanjut Emil, para peserta yang berlatar belakang beragam ini akan dipersiapkan menjadi site manager atau calon pengelola, khususnya mengenai penggilingan padi (Rice Milling Unit/RMU) skala kecil. Dia menjelaskan, program perbaikan penggilingan padi skala kecil memang menjadi prioritas yang dibenahi Kementan mulai 2015.
"Berdasarkan survei BPS 2012, lebih dari 90 persen penggilingan di Indonesia skala kecil, dengan kondisi beragam. Permasalahan umum rendemennya masih rendah di bawah 60 persen dan losses-nya tinggi," ujarnya.
Nantinya para site manager ini, lanjut Emil, akan secara penuh memastikan aktivitas usaha penggilingan padi berjalan dengan baik.
Sementara materi yang diberikan dalam bimbingan teknis itu mengenai agroindustri tanaman pangan, manajemen kelompok, pokok fungsi site manager, kewirausahaan, dan pemasaran,
"Selain itu juga dibekali teknologi MRU zero waste, mekanisasi pengolahan padi, pengolahan sekam, jerami dan lain sebagainya. Keberadaan penggilingan padi ini nantinya akan menjadi mitra penting bagi Bulog, sehingga mereka lebih mudah mendapatkan beras sesuai kriterianya," tambahnya.
Karena itu, Kementan juga akan mengundang perbankan untuk memberikan pencerahan peluang. Namun, RMU ini diharapkan mandiri dengan dituntun pemerintah.
"Yang dibenahi manajemen, juga mesinnya, penggilingan kecil 1 pass di-upgrade jadi 2 pass. Yang pasti diperoleh peningkatan kualitas beras, termasuk broken," katanya.
Dengan demikian, kualitas beras bertambah baik, harga baik, beras semakin bagus dan semakin siap bersaing di tengah pasar yang semakin terbuka. (advertorial)