I Made Neka: Perajin Kayu yang Banting Setir Menjadi Petani Teladan nan Sukses
“Saya benar-benar menikmati hasil jerih payah saya. Ini sangat mengagumkan. Rata-rata untuk luas tanah 1 Ha, kita bisa panen 200-300 juta,” ujarnya
TRIBUNNEWS.COM – Dulu I Made Neka hanya perajin kayu. Namun, sejak tahun 2006 ia meninggalkan dunia yang telah digeluti selama puluhan tahun itu. Ia memulai wilayah baru yang sebelumnya tidak pernah disentuh, bertani jeruk.
Bermodal tanah seluas 1,5 hektar, lelaki bertubuh gempal tersebut memulai menanam jeruk di Gianyar, Bali. Komoditi utamanya ialah Jeruk Kintamani dan Jeruk Brastagi. Kedua komoditi tersebut akhirnya menghasilkan keuntungan lebih dari cukup bagi I Made Neka sebagai seorang petani.
“Saya benar-benar menikmati hasil dari jerih payah saya. Ini sangat mengagumkan. Rata-rata untuk luas tanah sekitar 1 Ha, kita bisa panen Rp 200 sampai Rp 300 juta,” ujar Neka.
Penghasilan ratusan juta dari hanya bertani jeruk sebenarnya tidak pernah mampir di benak I Made Neka. Bahkan, ia mengaku tidak disuruh siapa pun menjadi petani. Ia hanya bertekad keluar dari zona nyamannya.
“Tidak ada pengaruh dari siapa pun. Ini murni kemauan saya. Saat satu sektor kerajinan kayu sudah tidak menjanjikan, lebih baik keluar dari zona itu. Kita cari hal yang baru, tantangan yang baru,” ujarnya pada November 2014 lalu.
Lelaki dua anak itu pada akhirnya berhasil menjadi petani teladan di Bali. Kini ia bisa menikmati manisnya kerja keras yang telah dilakukannya dulu. Jeruknya berbuah banyak, subur, dan begitu mudah dijual ke berbagai daerah.
Hingga saat ini hasil panen jeruknya telah tersebar ke beberapa wilayah, utamanya Surabaya dan Yogyakarta. Selain itu, beberapa supermarket raksasa di Pulau Dewata pun mencari buah jeruk langsung ke tempat I Made Neka.
Untuk ke depannya sendiri, ia berencana mengembangkan satu jenis tanaman baru, yakni Jeruk Brasil. Rencananya itu akan dijadikan tanaman hias yang berbuah dan berdaun kecil. Menurutnya, Jeruk Brasil memiliki prospek yang bagus untuk dijadikan bonsai.
Pada akhirnya, pria asal Banjar Let, Desa Taro Tegalalang, Gianyar ini memang menjadikan dirinya teladan bagi petani-petani lain. Kesuksesannya sebagai petani jeruk merupakan contoh nyata, bahwa selalu ada jalan bagi yang enggan menyerah terhadap kondisi sekitar.
Inovasi, kejelian melihat peluang, serta tekad dan kerja keras adalah hal utama yang membentuk karakter petani sukses dan tangguh. Setuju? (advertorial)