Sekjen Kementan Hari Priyono Pimpin Delegasi RI di Sidang FAO ke-39
Dalam sidang itu Indonesia berhasil memperoleh penghargaan FAO berkat tercapainya target pertama Millenium Development Goals (MDGs)
TRIBUNNEWS.COM – Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian, Hari Priyono memimpin delegasi Indonesia pada sidang FAO Conference ke-39 di Kantor Pusat FAO, Roma, Italia, 6–13 Juni 2015.
Pertemuan dua tahunan itu dihadiri 15 Kepala Negara dan Pemerintahan serta perwakilan dari 194 negara anggota FAO.
Pada sidang konferensi FAO ke-39 tersebut, Hari Priyono didampingi unsur Kementerian Pertanian, Kementerian Luar Negeri, serta para pejabat KBRI Roma.
Sidang itu juga menghasilkan Dr. Graziano da Silva sebagai Direktur Jenderal FAO untuk kedua kalinya dengan masa periode 2015–2018.
"Semua negara anggota berharap di bawah kepemimipinan Dr Graziano, FAO lebih mengutamakan program yang berdampak langsung pada pengentasan kemiskinan dan kelaparan," ujar Hari Priyono dalam siaran persnya, Kamis (11/6/2015).
Pada sidang tersebut juga diadakan acara penganugerahan penghargaan kepada negara anggota yang berhasil mencapai target pertama (poverty alleviation) Millenium Development Goals (MDGs).
Indonesia merupakan salah satu penerima penghargaan tersebut bersama 71 negara anggota lainnya. "Sebelumnya, Indonesia pernah mendapatkan penghargaan yang sama di tahun 1996 atas pencapaiannya dalam kedaulatan pangan," kata Hari.
Dalam intervensinya, Hari menyampaikan pencapaian Indonesia dalam mengurangi jumlah penduduk miskin dari 23,4% di tahun 1999 menjadi 11,44% persen di tahun 2013.
Keberhasilan tersebut diakui oleh FAO dan WFP dengan diserahkannya penghargaan atas pencapaian target pertama MDGs di sela-sela pertemuan FAO Conference ke-38 pada 2013 lalu.
Di samping menerima penghargaan, Indonesia pun menekankan pentingnya dukungan pemerintah dalam meningkatkan investasi pertanian guna memutus siklus kemiskinan dan kelaparan di pedesaan.
Hal itu dapat dilakukan dengan memperkuat kemandirian pedesaan, melakukan pembangunan pertanian berkelanjutan, serta memberikan perlindungan sosial yang berarti.
Selain itu, dalam sidang itu juga disampaikan berbagai kebijakan dan program Indonesia yang terbukti mengembangkan produksi dan produktivitas pertanian berkelanjutan.
Di antaranya melalui program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL), Desa Mandiri Pangan (Demapan), serta Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM).
Sampai 2013 lalu, Program PNPM telah memberikan manfaat bagi 60 juta penduduk Indonesia melalui ribuan proyek di daerah pedesaan dan perkotaan.
Selain itu, Indonesia pun turut mendorong kerjasama dengan negara-negara berkembang lain lewat skema Kerjasama Selatan-Selatan (South-South Cooperation).
Hal itu dilakukan untuk berbagi pengalaman dalam rangka meningkatkan produktivitas berkelanjutan ke negara berkembang lain di kawasan Asia, Afrika dan Pasifik. (advertorial)