Mentan Lepas Ekspor Jagung di Sumbawa, Sebut Angkanya Sudah 400 Ribu Ton
Ketika melepas ekspor jagung di Sumbawa, Mentan Amran Sulaiman mengatakan angka ekspor jagung Indonesia telah mencapai 400 ribu ton secara nasional.
Penulis: Sponsored Content
TRIBUNNEWS.COM – Ekspor berbagai komoditi Indonesia tercatat mencapai hasil yang menggembirakan. Salah satunya adalah jagung.
Komoditi yang termasuk satu dari tiga komoditi sasaran program Upaya Khusus (UPSUS) itu telah mencapai ekspor sebanyak 400 ribu ton secara nasional.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman menegaskan hal tersebut ketika melepas ekspor jagung di Pelabuhan Badas, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Jumat (31/7/2015) lalu.
Ekspor tersebut, menurut Mentan, didapat dari berbagai daerah yang hasil produksi jagungnya menggembirakan, di antaranya Gorontalo (Sulawesi Selatan), Dompu, Bima, dan Sumbawa (NTB). Sementara yang menjadi negara tujuan ekspor adalah Filipina.
“Sampai saat ini, ekspor jagung nasional sebanyak 400 ribu ton, dan Sumbawa telah mengekspor jagung 134 ribu ton. Ke depan harapannya bisa mengekspor jagung hingga 700 ribu ton,” kata Mentan dalam kesempatan tersebut.
Dengan didampingi Bupati Sumbawa Jamaludin Malik, Mentan melepas ekspor jagung yang jumlahnya mencapai 12 ribu ton itu.
Menggunakan dua kapal laut berjenis curah dengan kapasitas 6 ribu ton per kapal, ekspor tersebut hanyalah satu pemberangkatan berbagai komoditi Indonesia ke negara-negara yang membutuhkan.
Di sisi lain, dengan adanya ekspor ke Filipina dan capaian ekspor nasional yang menggembirakan, Mentan menegaskan stok jagung nasional dipastikan akan aman.
Dengan kata lain, tidak perlu dilakukan impor.
“Selama petani masih mampu memproduksi jagung, kami tidak akan biarkan jagung impor masuk,” tegas Mentan.
Luas lahan jagung di Sumbawa sendiri tercatat cukup besar. Totalnya mencapai 50 ribu hektar dengan produktivitas mencapai 7,5 ton per hektar.
Mengingat luas lahan dan produktivitas itu, Mentan mengharapkan pemerintah daerah setempat dapat meningkatkan luas lahannya mencapai 100 ribu hektar tahun depan, agar target kedaulatan pangan dalam tiga tahun ke depan bisa tercapai.
Untuk membantu peningkatan luas lahan tersebut, Kementerian Pertanian sendiri telah menaikkan anggaran untuk Sumbawa.
“Jika dulu hanya Rp 50 miliar kini menjadi Rp 130 miliar,” kata Mentan.
Namun, tambah Mentan, hal tersebut harus didukung Bulog yang menyerap jagung petani dengan harga menguntungkan sehingga petani senantiasa bersemangat.
“Jangan biarkan harga jagung rendah, yakni di bawah Rp 2.000 per kilogram,” ujar Amran.
Selain melepas ekspor jagung di Pelabuhan Badas, dalam kunjungannya ke NTB itu Mentan Amran Sulaiman juga menyempatkan diri meninjau lahan jagung di Desa Motong, Kecamatan Utan, Kabupaten Sumbawa.
Di sana ia meminta Bulog terus membeli jagung langsung dari petani dengan harga yang layak.
Sebab, sejauh ini Mentan mendapat informasi harga jagung di tingkat petani hanya Rp 2.100 per kilogram. Harga itu menurut Amran belum memberikan untung pada petani.
“Kami minta Bulog beli dengan harga Rp 2.400 per kilogram untuk jagung kering supaya petani untung,” tukas Mentan dalam kesempatan tersebut. (advertorial)