Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mentan Datang, Hujan Turun

“Syukur Alhamdulillah Pak, saya tadi tanam di Pariaman, hujan turun. Sumatera sudah basah, jangan sebut lagi El Nino,” kata Mentan Amran

zoom-in Mentan Datang, Hujan Turun
Istimewa
Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman (ilustrasi/istimewa) 
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menanam padi di Desa Cubalak Air, Pariaman Utara, Selasa (15/9). Ia gembira karena hujan telah membasahi Sumatera.
“Syukur Alhamdulillah Pak, saya tadi tanam di Pariaman, hujan turun. Sumatera sudah basah, jangan sebut lagi El Nino,” kata Mentan.
Menurut dia, El Nino telah jadi momok dan bisa menghancurkan pertanian. Ia sudah merilis sejak lama. Sumatera yang punya dua juta hektare sawah tidak terkena El Nino.
“Kini hujan sudah turun, ini saya di Pariaman,” kata Mentan.
Amran sedang  menggerakkan 1.000 desa mandiri benih, karena dengan demikian petani tidak akan kesulitan lagi mendapatkan benih berkualitas. Menteri ke sawah didampingi Walikota Mukhlis dan sejumlah pejabat terkait.
Anggaran
Anggaran pertanian sudah di-drop ke daerah berlipat-lipat, jika produksi padi tidak meningkat lima persen saja, itu pertanda pemerintah setempat ‘tidak bekerja’. Konsekuensinya tahun depan tak ada jatah anggaran lagi.
Di Sumbar baru-baru ini delapan kabupaten/kota yang mampu meningkatkan produksi beras lima persen setiap tahun. Kabupaten/Kota yang dimaksud adalah Pasaman, Pasaman Barat, Agam, Dharmasraya, Pesisir Selatan, Kepulauan Mentawai, Bukittinggi dan Kota Solok. Daerah lain sebanyak 11 kabupaten/kota jika tak bisa memacu pertumbuhan 5 persen, anggarannya akan diberikan untuk kabupaten/kota yang delapan itu.
Jika 11 kabupaten/kota itu tak dapat anggaran karena kesalahan kepala daerahnya, maka itu sebuah ironi.
“Kita sudah sepakat, setiap kabupaten/kota harus meningkatkan produksi beras. Jika pada 2015 ini tidak tercapai jangan harap ada anggaran dari Kementerian Pertanian tahun esok. Sementara pada 2016 telah alokasikan anggaran Rp 4 triliun untuk bantuan pertanian termasuk irigasi,” sebut Mentan.
Langkah ini menurutnya guna memacu pertumbuhan produksi beras secara nasional. Karena tiap tahunnya pemerintah pusat memberikan bantuan dalam bentuk hibah senilai Rp 100 miliar. Sementara hasilnya tidak juga dinikmati petani.
“Kita punya target swasembada beras 10 juta ton dalam tiga tahun. Untuk mendukung itu, pemerintah telah mengucurkan
anggaran berlipat-lipat ke daerah. Kalau ada yang tenyata tidak mampu, anggaran bantuanya akan kita nolkan, kita alihkan ke daerah yang mampun meningkatkan beras. Ini adil,” katanya.
Secara nasional meliputi lebih 500 kabupaten/kota di Indonesia, 26 kabupaten/kota sudah resmi tidak mendapatkan jatah anggaran dari Kementerian Pertanian. Untuk itu anggaran tersebut akan didiskusikan dengan Pemprov setempat untuk dimanfaatkan oleh kabupaten/kota tetangga yang mencapai target.
Di Sumbar sendiri hingga triwulan ketiga, diperkirakan 11 dari 19 kabupaten/kota belum mencapai target produksi 5 persen. Sehingga dengan sisa waktu tiga bulan diharapkan target tersebut dapat dicapai.
“Di Sumbar baru delapan yang mencapai target, sisanya masih belum,” ujarnya.
Sementara itu, dalam pembukaan Gelar Pangan Nusantara, Mentan Andi Amran Sulaiman memberikan penghargaaan kepada delapan kabupaten/kota yang mampu meningkatkan prduksi beras 5 persen setiap tahun.
Mentan menjelaskan, dalam mewujudkan swasembada beras terdapat 5 permasalahan, yakni distribusi pupuk yang lambat, benih yang terlambat masuk, kerusakan irigasi, kekurangan tenaga penyuluh, hingga kurangnya alat produksi pertanian. Saat ini permasalahan itu telah berangsur-angsur diselesaikan.
Amran mengakui Indonesia masih kekurangan penyuluh hingga 20 ribu sementara penerimaan penerimaan penyuluh terakhir dilakukan pada 1980, sehingga pada saat ini tidak bisa lagi di lapangan. Untuk itu, secara perlahan akan memenuhi jumlah tersebut.
“Hampir di seluruh daerah dulu mengeluhkan distribusi pupuk, sekarang keluhan sudah berkurang, oknum pengoplos pupuk sudah ditangkap, ada 40-an orang pelakunya. Begitu pula dengan benih, irigasi seluas 3 juta ha rusak, sebagian sudah kita perbaiki. Kekurangan tenaga penyuluh sudah kita minta bantuan babinsa TNI. Alat mesin pertanian sudah dikirm ke daerah yang jumlahnya saat ini mencapai 60 ribu unit. Tinggal lagi keseriusan daerah dan petani untuk mengubah pola pikir dalam bertani,”pintanya.
Meningkat
Data Kementerian Pertanian pada 2015 produksi beras mencapai 75,5 juta ton, naik sebesar 6,64 persen dibanding 2014 sebanyak 70,8 juta ton. Kenaikan produksi beras tersebut juga diikuti produksi jagung dan kedelai. Pada 2015 mencapai 20,6 juta ton naik sebanyak 8,7 persen disbanding 2014 sebanyak 19,0  juta ton. Begitu juga dengan kedelai naik 4,5 persen dari 954,9 ribu ton pada 2015 naik menjadi 998,8 ribu ton pada 2015.
Sementara untuk dukungan peningkatan pemerintah telah menyalurkan 63.793 alat dan mesn pertanian (alsintan), merehabilitasi jaringan tersier irigasi seluas 2,6 juta ha, optimalisasi lahan seluas 1,03 juta ha, dan menyalurkan bantuan dana alokasi khusus senilai Rp 4 trilun.
Sekretaris Daerah Sumbar yang juga pelaksana tugas Gubernur Sumbar, Ali Asmar mengatakan perlu adanya evaluasi kepada 11 Kabupaten/Kota mengapa tidak bisa mencapai target di atas 5 persen seperti yang dikomitmenkan Kementerian Pertanian. Ada beberapa komoditas yang surplus di Sumbar seperti beras, umbi-umbian, ikan, minyak sawit, gula merah, buah-buahan dan sayur mayur.
Diceritakan Sekda, berdasarkan kunjungan Menteri Pertanian pada 11 Desember 2014 ditetapkan target produksi di Sumbar pada tahun 2017 sebesar 3 juta ton, dirinci menjadi 2.650 juta ton tahun 2015. Untuk mencapai target tersebut dilakukan berbagai kegiatan, yaitu rehabilitasi dan pembangunan jaringan irigasi 71.280 ha, optimalisasi lahan 34.826 ha, pengembangan SRI 6.500 ha dan bantuan pupuk anorganik 8.565 ha.
“Dilanjutkan dengan pemberian traktor tangan 247 unit, pompa air 140 unit,bantuan benih padi 1,8 juta ton, pemberdayaan penangkar benih 150 ha, Seribu Desa Mandiri Benih (SDMB) 60 unit, gerakan PTT padi seluas 10.000 ha, fasilitas alsintan panen dan pasca panen 144 unit, dan pengamanan produksi melalui kegiatan perlindungan tanaman serta pelatihan Babinsa, petugas petani dan pendamping oleh penyuluh, TNI dan mahasiswa,” tuturnya. (advertorial)
Admin: Sponsored Content
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas