Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Bagaimana Cara Membersihkan Noda Pinang di Gigi-geligi, Dok?

Pertanyaan pembaca: Bagaimana menghilangkan kerak gigi akibat makan pinang?

Editor: Agung Budi Santoso
zoom-in Bagaimana Cara Membersihkan Noda Pinang di Gigi-geligi, Dok?
Twicsy
Perubahan warga gigi setelah mengunyah pinang. 

Pertanyaan pembaca Tribunnews.com:

Dear dokter Anastasia,

Simple aja, ya Dok.... Langsung saja saya mau bertanya. Bagaimana menghilangkan kerak gigi akibat makan pinang? Terimakasih dan salam.  (Dura Ada)

Jawaban:

Dear Bapak Dura Ada,

Jawaban singkat saya yakni: dapat dibersihkan. Oleh dokter gigi, dengan alat serta bahan pembersih gigi tertentu.

Tetapi, agar pembersihan dan perawatannya maksimal serta tuntas, perlu dilakukan prosedur standard sebagai berikut:

Berita Rekomendasi

-   Pertama, segera kontrolkan kondisi terdapatnya noda pinang tersebut, sekaligus pemeriksaan status kesehatan seluruh gigi-geligi dan rongga mulut Bapak, ke dokter gigi yang dipercaya.

-   Kedua, diskusikan hasil pemeriksaan Beliau secara detail. Tanyalah langsung ke Beliau terkait anomali apapun yang telah ditemukan Beliau pada gigi-geligi dan ronga mulut Bapak, termasuk rincian tahapan perawatan yang Beliau rencanakan serta prioritasnya, sekaligus terkait prognosa/perkiraan perjalanan sang anomali di masa selanjutnya.

-   Ketiga,  buatlah kesepakatan tahapan perawatannya.

-   Keempat, bekerja sama baiklah dengan sang dokter. Patuhilah jadual perawatan serta detail instruksi penunjang perawatan yang diberikan dan telah disepakati bersama.

Demikian jawaban singkat saya, Bapak..

Sebagai pelengkap saja, berikut ini saya sharingkan beberapa hal terkait tanaman pinang,
kebiasaan mengunyahnya, serta efek sampingnya, yea.. Semoga bermanfaat.

Tanaman Pinang

Pinang (Areca catechu L.) merupakan salah satu tumbuhan jenis palma. Tersebar dari Afrika Timur, Semenanjung Arab, Tropikal Asia, Indonesia hingga Papua New Guinea.

Biji buah pinang diketahui dikonsumsi oleh 5-10% populasi manusia di dunia dan merupakan bahan adiktif urutan keempat yang paling sering digunakan.

Komposisi kimia pinang telah diketahui sejak abad ke-18. Dari sekian banyak kandungan kimiawinya, polyphenol dan alkaloid dari golongan piridin banyak menyita perhatian. Arekolin merupakan alkaloid utama di pinang selain arekolidin, arekain, guvakolin, guvasin, dan isoguvasin.

Arekolin diketahui bersifat sitotoksik. Bersifat racun terhadap sel jika dikonsumsi dalam jumlah besar. Dapat memabokkan. Biji buah pinang dapat dikembangkan sebagai agen sitotoksik yang dapat dikombinasikan dengan agen kemoterapi untuk meningkatkan sensitivitas sel kanker. Berpotensi  antikanker karena juga memiliki efek antioksidan dan antimutagenik.

Tradisi makan sirih pinang

Kebiasaan makan sirih dan pinang sudah dikenal sejak lama oleh masyarakat Indonesia. Tepatnya sekitar abad ke-6 Masehi.

Warna bibir seseorang yang makan sirih pinang ini akan berwarna merah karena percampuran antara daun sirih, pinang, kapur, gambir dan sedikit tembakau. Residunya berupa ludah yang berwarna merah dengan sisa-sisa serat sang buah pinang.

Kebiasaan mengulum tembakau di antara bibir sang penyirih pun dapat sisakan residu tar yang melengket kuat di permukaan gigi-geligi sang penyirih. Berwarna hitam pekat. Hasilkan warna kehitaman pada permukaan gigi.

Di suatu masa, warna kehitaman di gigi akibat kebiasaan ini menjadi salah satu penanda strata seseorang di dalam komunitasnya. Dipandang makin cantik andai gigi-geliginya lebih hitam, menyembul di antara rekahan bibirnya yang memerah semu  usai menyirih.

Sementara sirih merupakan tanaman tropis yang tumbuh di Madagaskar, Timur Afrika, dan Hindia Barat. Jenis sirih yang terdapat di Semenanjung Malaysia ada empat jenis, yaitu sirih Melayu, sirih Cina, sirih Keling, dan sirih Udang. Sementara pinang berasal dari tanah Malaya (Malaysia).

Bermula dari upaya menyedapkan mulut, kebiasaan ini kemudian berlanjut menjadi kesenangan dan terasa nikmat sehingga sulit untuk dilepaskan, selain menyangkut tata pergaulan dan tata nilai kemasyarakatan sebagai hidangan penghormatan untuk tamu, sarana penghantar bicara, sebagai mahar perkawinan, alat pengikat dalam pertunangan sebelum nikah, untuk menguji ilmu seseorang, dan sebagai pengobatan tradisional, termasuk mengencangkan rahim usai persalinan. Bahkan menginang juga digunakan sebagai upacara dan sesaji yang menyangkut adat istiadat serta kepercayaan dan religi masyarakat tertentu.

Kaitan kebiasaan makan pinang sirih dengan derajat kesehatan gigi-geligi dan rongga mulut Budaya mengonsumsi pinang sirih ternyata dapat mengakibatkan panyakit periodontal jika ditinjau dari sisi kedokteran gigi. Etiologis terjadinya penyakit periodontal yang terjadi yakni terbentuknya kalkulus atau karang gigi akibat stagnasi air ludah sang pengunyah sirih, karena adanya campuran kapur Ca(OH)2 dalam kemasannya.

Gabungan kapur dengan pinang mengakibatkan respon primer terhadap formasi oksigen reaktif, dan mungkin mengakibatkan kerusakan oksidatif pada DNA di area mukosa dekat pipi bagian dalam sang penyirih.

Sayangnya, keyakinan bahwa tradisi mengunyah sirih dapat menghindari penyakit mulut seperti mengobati gigi yang sakit dan nafas yang tak sedap kemungkinan telah mendarah daging diantara para penggunanya. Padahal efek negatif menyirih dapat mengakibatkan penyakit periodontal atau gusi dengan adanya lesi-lesi pada mukosa mulut seperti sub mucous fibrosis, oral premalignant dan bahkan dapat mengakibatkan kanker mulut.

Kanker pada mukosa pipi dihubungkan dengan kebiasaan mengunyah campuran pinang, daun sirih, kapur dan tembakau. Campuran tersebut berkontak dengan mukosa pipi kiri dan kanan selama beberapa jam.

Kanker pada gusi umumnya berasal dari daerah dimana susur tembakau ditempatkan pada orang-orang yang memiliki kebiasaan ini. Daerah yang terlibat biasanya lebih sering pada area gusi di rahang bawah dibanding pada rahang atasnya. Beberapa kasus jenis ini saya temukan di dalam klinik tempat saya bertugas di daerah Papua Barat selama kurun waktu tahun 2009-2010 serta di wilayah Papua bagian tengah pertengahan tahun 2011 lalu.

Kapur yang digunakan dalam mengonsumsi sirih pinang sebenarnya mengandung manfaat untuk kesehatan periodontal karena mengandung zat-zat kitin yang bermanfaat untuk kesehatan periodontal. Hal yang menjadi masalah di sini adalah produk kitin yang digunakan dalam meminang dapat merusak periodontal secara mekanis karena umumnya dikonsumsi dalam bentuk serbuk/bubuk kapur.

Kapur yang diproses dalam bentuk salep adalah salah satu produk yang tidak merusak jaringan periodontal, namun berfungsi menguatkan jaringan periodontal.

Proses akulturasi untuk merubah sedikit demi sedikit penggunaan serbuk kapur dalam konsumsi sirih pinang, memang adalah proses panjang, namun harus tetap dilakukan. Termasuk terhadap kebiasaan buruk mengulum tembakau di jedanya. Berbagai pendekatan, baik secara antropologi maupun ilmu sosial lainnya harus digabungkan dengan ilmu kesehatan untuk mengubah perilaku masyarakat pengonsumsi sirih pinang.

Demikianlah, semoga bermanfaat. Salam sehat dari saya untuk Bapak dan seluruh keluarga di kota Bapak..Silakan segera mengunjungi dokter gigi yang dipilih di kota Bapak, yea.. agar dapat diperiksa dengan teliti dan diberikan perawatan yang lengkap serta tuntas.

D-smile, 12 April 2013    11:26 WIB

Kontak Konsultasi Drg Anastasia Ririen

Selama ini, perempuan kelahiran tepian Danau Tage -Epouto (Enarotali, Paniai, Papua) ini bekerja di Permata Pamulang Hospital, Happy Smile Dental Clinic Bali View Point (keduanya beralamat di Tangerang Selatan), dan praktik pribadi D-smile di wilayah Pondok Cabe, Selatan Jakarta.

Bagi pembaca Tribunnews.com yang ingin melakukan konsultasi masalah gigi dan mulut, silakan mengirimkan pertanyaan melalui email: dr_anastasia_ririen@yahoo.com. Semua jawaban akan ditayangkan di www.tribunnews.com

Tags:
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas