Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Sebelum Sedot Lemak, Perhatikan Pantangannya

Sedot lemak kerap menjadi pilihan mereka yang kegemukan. Namunm janganlangsung sedot lemak,perhatikan pantangannya.

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Sebelum Sedot Lemak, Perhatikan Pantangannya
net
ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM - Di bagian tertentu tubuh ada lemak-lemak bandel yang susah dihilangkan dengan pola makan dan olah raga. Sedot lemak atau liposuction adalah pilihan untuk melenyapkan kantung-kantung lemak tak diinginkan di tubuh kita.

Dikenal juga sebagai lipoplasty, liposuction atau sedok lemat merupakan teknik untuk melangsingkan dan membentuk kembali daerah-daerah khusus tubuh dengan menghilangkan kelebihan lemak, memperbaiki kontur dan proporsi tubuh. Ujungnya, sedot lemak juga bakal mendongkrak citra dan percaya diri seseorang.

Seperti namanya, sedot lemak memang benar-benar menyedot kelebihan lemak keluar dari tubuh. Dokter yang sudah menandai bagian tubuh yang dilangsingkan akan memasukkan kanula di lapisan dermis. Larutan steril kemudian diinfuskan masuk untuk mengurangi perdarahan dan trauma. Kemudian kanula dipasang lewat sebuah sayatan kecil. Lemak berlebih itu disedot keluar tubuh menggunakan vakum yang menempel pada kanula.

Prosedur sedot lemak konvensional ini menurut Dr. Enrina Diah, SpBP FACPA, berisiko melukai pembuluh darah, jaringan saraf dan jaringan ikat. Setelah sedot lemak, di kulit bekas sedot lemak itu terdapat bekas luka biru-biru yang biasanya hilang setelah satu atau dua minggu. Selain itu juga terdapat rasa nyeri, perdarahan, risiko kontur kulit yang tak merata, dan tentu saja risiko infeksi yang membayangi usai operasi.

"Pada dasarnya, sedot lemak itu punya risiko setelah operasi. Terutama risiko perdarahan," ujar Dr. Enrina. Agar risiko ini minimal, pastikan kondisi kesehatan Anda cukup baik. Pastikan Anda tidak punya penyakit jantung, diabetes, hipertensi, haemofili dan penyakit-penyakit lain yang memperbesar risiko dan komplikasi setelah sedot lemak.

Ada pula pantangan yang wajib dipatuhi pasien sebelum operasi. Pasien tidak boleh merokok minimal dua minggu sebelum operasi. Pasalnya, kadar tar dalam rokok mempersulit pembiusan dan meningkatkan terjadinya penyempitan pembuluh darah (sclerosis) dan penggumpalan darah (emboli).

Pantangan lain adalah menghindari vitamin E, aspirin dan ginko biloba. Alasan pantangan adalah bahan-bahan itu menjadikan darah encer sehingga memperbesar risiko perdarahan hebat.

Berita Rekomendasi
Tags:
Sumber: Sehat News
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas