Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Lima Kontroversi Temuan Medis, Tapi Belakangan Diakui Kebenarannya

Inilah lima riset medis yang banyak diributkan dunia kedokteran tapi belakangan diakui kebenarannya.

Editor: Agung Budi Santoso
zoom-in Lima Kontroversi Temuan Medis, Tapi Belakangan Diakui Kebenarannya
TRIBUNNEWS,COM/HERUDIN
Dokter Lie Dharmawan (kanan) menjelaskan ruang bedah yang berada di rumah sakit apung kepada siswa SD, saat peluncuran rumah sakit apung dr.Lie Dharmawan di dermaga Pantai Mutiara, Jakarta Utara, Kamis (6/6/2013). 

TRIBUNNEWS.COM - Penemuan baru tak jarang menimbulkan kontroversi di tengah-tengah masyarakat, termasuk penemuan di bidang kesehatan.  Bahkan kontroversi sebuah penelitian dapat membuat penemunya dikucilkan oleh berbagai kalangan.

Namun seiring berkembangnya zaman, seringkali penemuan yang dulu dianggap tidak masuk akal justru menjadi benar. Hal itu bisa karena munculnya penelitian-penelitian lain yang menunjang penemuan tersebut, atau bertambah canggihnya teknologi sehingga dapat membuktikan teori kontroversial.

Berikut merupakan lima penelitian di bidang medis yang pernah menjadi hal kontroversial dan dianggap salah, namun ternyata benar.

1. Merokok menyebabkan kanker paru

Studi yang menemukan hubungan antara merokok dan kanker paru pertama kali dilakukan di awal tahun 1939.

Sayangnya, banyak dokter tidak sepakat dan mengatakan kanker lebih banyak disebabkan oleh faktor lain, seperti polusi udara. Teori ini kemudian dibenarkan di awal tahun 60-an.

2. Bakteri menyebabkan ulkus

Berita Rekomendasi

Dokter asal Australia Robin Warren dan Barry Marshall mengidentifikasi hubungan antara Helicobacter pylori dan ulkus di tahun 1982.

Namun para dokter lain berpendapat ulkus disebabkan karena stres dan/atau diet yang salah. Hingga pertengahan tahun 90-an, mereka baru membenarkan teori tersebut.

Ulkus dikenal juga dengan ulcer yang merupakan luka terbuka yang terjadi di dalam lapisan perut, bagian atas usus kecil atau esophagus. Gejala yang paling umum dari kondisi ini adalah sakit perut.

3. Aspirin mengurangi risiko serangan jantung

Seorang dokter asal California bernama Lawrence Craven mempublikaskan hasil penelitiannya yang menunjukkan aspirin dapat menurunkan efek penyumbatan darah di pembuluh di tahun 1950.

Namun teorinya belum diakui saat itu. Barulah setelah 40 tahun kemudian, teorinya mulai digunakan secara luas.

4. Radiasi dapat membahayakan

Halaman
12
Tags:
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas