Gigi Makin Sakit Setelah Ditambal Sementara
Minggu pertama gigi saya ditambal sementara, dan tidak ada masalah setelahnya. Saya diminta untuk datang kembali minggu berikutnya.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM - Tribunnews.com membuka kontak Konsultasi yang akan dijawab Drg Anastasia Ririen
Drg R Ngt Anastasia Ririen Pramudyawati, alumnus Fakultas Kedokteran gigi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, siap menjawab segala pertanyaan seputar kesehatan gigi dan mulut di rubrik konsultasi gigi dan mulut Tribunnews.com.
Selama ini, perempuan kelahiran tepian Danau Tage - Epouto (Enarotali, Paniai, Papua) ini bekerja di Permata Pamulang Hospital, dan praktek pribadi D-smile di wilayah Pondok Cabe, Selatan Jakarta.
Selain itu, juga aktif menulis di www.kompasiana.com/dokteranastasiaririen dan memberikan konsultasi soal kesehatan gigi dan mulut lewat media radio, serta mengisi rubrik konsultasi di Harian Tribun Kaltim.
Bagi pembaca Tribunnews.com yang ingin melakukan konsultasi masalah gigi dan mulut, silakan mengirimkan pertanyaan melalui email: dr_anastasia_ririen@yahoo.com.
Semua jawaban akan ditayangkan di www.tribunnews.com.
Pertanyaan Pembaca
Dokter Anastasia,
Saya Aldo, mahasiswa, tinggal di Bekasi, berusia 20 tahun.
Langsung aja, ya Dok. Saya segera berobat setelah merasakan sakit gigi saat tersentuh air. Ternyata gigi saya berlubang. Pagi 1 Agustus 2013 untuk ketiga kalinya saya berkunjung ke Puskesmas (supaya hemat dok, maklum anak kost) untuk mengobati gigi saya yang berlubang.
Minggu pertama gigi saya ditambal sementara, dan tidak ada masalah setelahnya. Saya diminta untuk datang kembali minggu berikutnya. Minggu kedua saya kembali, diberi tambalan sementara. Nah, baru terasa nyut-nyut'an setelahnya (3-4 hari). Sampai akhirnya saya datang kembali di minggu berikutnya (minggu ke-3) dan mengeluhkan apa yang saya rasakan. Dokter meminta saya untuk perawatan tertentu, tetapi penjelasan dokter tersebut sangat minim. Yang saya tangkap berkaitan dengan saraf.
Dokter memasukan bahan tertentu ke dalam gigi berlubang saya. Dokternya pun bilang:
"..jangan kaget, ya Mas, kalo nanti agak sakit. Tapi nanti saya kasih obatnya. Mas puasa? Kalo tidak kuat, ya minum saja ya Mas".
Dokternya pun menyarankan untuk tidak kumur selama 2 jam. Saya tidak punya riwayat penyakit apapun, Dok..
Dan sekarang saya merasakan sakit yang lumayan, Dok.. Apalagi saya ini seorang pengajar. Khawatir mengganggu performa saya dalam menyampaikan materi. Apakah yang saya rasakan ini wajar, Dok? Apakah ada saran dari Dokter Anastasia untuk bisa meredam rasa sakit gigi saya, Dok? Terimakasih.
Salam hormat saya, Aldo Rinaldy.
Jawaban:
Mas Aldo, terimakasih atas pertanyaannya. Saya mohon maaf, terlambat menanggapi pertanyaan Mas karena saya cuti menulis selama beberapa hari lalu selama masa Lebaran.
Hmm. bagaimana perkembangan kondisinya saat ini? Apakah rasa sakitnya telah tertanggulangi? Spontan sembuh ataukah dengan resep obat pereda nyeri dari sang dokter gigi? Dan, apakah selanjutnya telah melanjutkan perawatan ke dokter gigi? Sampai tahap apa, saat ini? Bagaimana perkembangannya detik ini?
Mas, saya tidak akan membahas soal diagnose awal yang ditegakkan oleh dokter gigi yang telah merawat gigi Mas di visite pertama Mas ke puskesmas di awal Mas menyadari gigi terasa linu saat minum air dingin, serta kemungkinan jenis perawatan apakah yang telah diberikan saat itu.
Saya mengasumsikan bahwa semua telah dilakukan sebaik mungkin. procedural, dan sesuai kondisi. Sang dokter telah mengupayakan sebaik mungkin, demi pemulihan kesehatan gigi Mas Aldo. Insya Allah.
Saya memilih melompat ke fase perawatan tambalan sementara visite ketiga Mas saja, yach..
Mas Aldo yang baik, saya melihat kemungkinan telah munculnya symptom terlibatnya jaringan pulpa gigi Mas, sejak setelah fase visite kedua Mas ke Puskesmas.
Dan, terkait jenis perawatan sang dokter gigi pada visite ketiga, dugaan saya, itu jenis perawatan devitalisasi pulpa. Pulpa gigi Mas di-non vitalkan. Untuk selanjutnya dilakukan perawatan berikutnya. Saya belum tahu pasti apakah di puskesmas ada jenis perawatan pulpectomy, dan pulpotomy.. ataukah baru sebatas tindakan mumifikasi: suatu jenis perawatan jaringan pulpa gigi secara konvensional dengan cara mempertahankan jaringan pulpa yang telah dimumifikasi secara steril dalam rongga pulpa gigi, lalu dibuatkan restorasi penambalan sang gigi, setelahnya.
Pada proses awalnya, ketika jaringan pulpa Mas yang tadinya berisi jaringan pembuluh darah, syaraf, dan limphe yang sebagian ataupun seluruhnya masih hidup tersebut didevitalisasi, maka respons rasa sakit yang amat sangat pada fase pendevitalisasian pulpa tersebut bisa dimungkinkan dialami. Sesuai prediksi sang dokter, yang lalu sempat disampaikan ke Mas pasca aplikasi bahan terkait, pada gigi Mas. Dan, Mas alami. kemudian. Terutama apabila dalam tahapan ini tidak menggunakan jenis obat topical yang mampu mengeliminasi sensasi rasa sakit berlebihan pada jaringan pulpa dimaksud.
Maaf, saya sendiri belum tahu pasti standarisasi obat topical gigi yang digunakan di puskesmas. Karena di bidang kedokteran gigi ada jenis obat yang efeknya tidak terlampau menyakitkan, Mas.. Dan dengan obat topical ini sekali pun tetap diambil langkah antisipasi kemungkinan munculnya rasa sakit berlebihan dengan pemberian resep obat minum tertentu, oleh dokter gigi.
Untuk pastinya, Mas bisa langsung menanyakannya ke sang dokter. Insya Allah Beliau akan menjelaskannya dengan baik, Mas.Carilah kesempatan saat Beliau sedang tidak terlampau sibuk merawat/ditunggu para pasien lain yang juga butuh pelayanan terbaik Beliau, ya Mas.
Nah, pada pilihan jenis tindakan lanjutannya (selain mumifikasi), tergantung diagnosenya, maka bila memang diindikasikan, upaya perawatan proses infeksi jaringan pulpa lanjutnya dapat dilakukan dengan cara mengamputasi jaringan pulpa sebagian maupun seluruhnya secara langsung di bawah anaesthesi maupun setelah sebelumnya kami melakukan tindakan devitalisasi pulpa terlebih dahulu, tergantung kasus perjalaran anomali yang telah berlangsung. Untuk selanjutnya langsung dilakukan tahapan perawatan procedural berikutnya.
Untuk detailnya, silakan bertanya lagi, yea. Akan saya jawab secara pribadi. Dan saran saya, idealnya gigi tersebut dirawat oleh seorang dokter gigi berkompeten terkait kasus yang dialami, maupun dapat langsung ke dokter gigi ahli yang merupakan Endodontist.
Demikianlah, Mas.. semoga bermanfaat. Salam sehat, ya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.