Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Menkes Tak Habis Pikir, Tulisan 'Mengerikan' di Kemasan Rokok Nggak Bikin Takut Perokok

Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi terus mencari akal agar para perokok tobat dan menyadari risikonya terhadap diri maupun orang sekitarnya.

Penulis: Nurfahmi Budi
Editor: Agung Budi Santoso
zoom-in Menkes Tak Habis Pikir, Tulisan 'Mengerikan' di Kemasan Rokok Nggak Bikin Takut Perokok
dokumentasi
Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi dan ilustrasi rokok. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurfahmi

TRIBUNNEWS.COM, MATARAM - Ajang Jambore Perdesaan Sehat 2013 menjadi medium yang dimanfaatkan Menteri Kesehatan (Menkes) Nafsiah Mboi untuk mengampanyekan larangan merokok.

Secara tegas, ia mengungkapkan, perokok sebenarnya sudah menyengsarakan orang-orang di sekitarnya, baik di level keluarga maupun masyarakat secara umum.

"Bayangkan saja, merokok itu bisa menyebabkan penyakit jantung, stroke dan cacat janin. Tapi sepertinya itu tak diperhatikan perokok. Padahal, justru mereka-lah yang membuat kualitas hidup kesehatan semakin menurun," kata Nafsiah, di Mataram, Rabu (20/11/2013).

Terciptanya pengaruh perokok biasanya justru secara tak langsung. Nafsiah memberi contoh nyata, saat perokok terkena penyakit jantung atau stroke, justru keluarga yang 'sengsara'. "Kalau penyakit jantung, penderita bisa langsung meninggal. Tapi kalau stroke, penderita akan merasakan rasa sakit yang lama, dan itu membuat orang di sekitarnya akan terganggu," sebut Nafsiah.

Menteri berusia 73 tahun in mengakui, saat ini pihaknya terus memberi pengertian pada perokok untuk menghentikan aktivitas itu.

"Ternyata tulisan 'mengerikan' di bungkus rokok tak berpengaruh besar. Tapi kita tak putus asa, karena bisa memberi banyak masukan pada generasi muda agar tak menyentuh rokok. Selain itu, kampanye dengan metode menakut-nakuti juga terus dilakukan," jelas Nafsiah.

Berita Rekomendasi

Solusi lain yang ditawarkan pemerintah antara lain kampanye preventif diri sendiri atau mengandalkan kesadaran diri. Ada juga sistem gotong royong dalam penanganan kesehatan. Artinya, ada kreasi seperti tabungan siaga desa dengan dana dari masyarakat untuk membiayai pengobatan atau kegiatan kesehatan di lingkungan desa.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas