Gigi Keropos Patah dan Gusinya Selalu Memar
Gigi geraham saya patah dan lama keropos akhirnya kemarin patah. Nah, setelah patah, mengapa gusi di bagian gigi saya yang patah selalu mema
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM - Tribunnews.com membuka kontak Konsultasi yang akan dijawab Drg Anastasia Ririen
Drg R Ngt Anastasia Ririen Pramudyawati, alumnus Fakultas Kedokteran gigi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, siap menjawab segala pertanyaan seputar kesehatan gigi dan mulut di rubrik konsultasi gigi dan mulut Tribunnews.com.
Selama ini, perempuan kelahiran tepian Danau Tage - Epouto (Enarotali, Paniai, Papua) ini bekerja di Permata Pamulang Hospital, dan praktek pribadi D-smile di wilayah Pondok Cabe, Selatan Jakarta.
Selain itu, juga aktif menulis di www.kompasiana.com/dokteranastasiaririen dan memberikan konsultasi soal kesehatan gigi dan mulut lewat media radio, serta mengisi rubrik konsultasi di Harian Tribun Kaltim.
Bagi pembaca Tribunnews.com yang ingin melakukan konsultasi masalah gigi dan mulut, silakan mengirimkan pertanyaan melalui email: dr_anastasia_ririen@yahoo.com.
Semua jawaban akan ditayangkan di www.tribunnews.com.
Pertanyaan Pembaca
Dokter Anastasia, saya Yusuf, berusia 17 tahun.
Salah satu gigi geraham saya ada yang patah. Telah lama keropos, sering keropos dan akhirnya kemarin patah. Nah, setelah patah, mengapa gusi di bagian gigi saya yang patah selalu memar, ya Dok?
Saya berniat untuk pasang gigi palsu, Dok.. Kira-kira, berapa biaya pencabutan gigi serta pemasangan gigi palsu berapa (baik lepasan, jembatan dan implan)? Dan yang gigi lepasan itu memakai lem ataukah dipasang kawat, Dok? Terimakasih.
Jawaban:
Dear Kak Yusuf, terimakasih atas pertanyaannya.
Perlu dipahami bahwa secara umum, gigi berlubang oleh proses karies yang tidak mendapatkan perawatan dini secara paripurna akan terus berlanjut jadi makin parah.
Diawali oleh makin membesar/meluasnya kavitas perusakan akibat proses karies pada lapisan pertama gigi: email.. dengan tanpa keluhan sensasi linu/sakit apapun kecuali tampilan lapisan terluar gigi yang menjadi makin kusam, berubah kasar, melunak, rapuh, berubah warna dari putih kusam hingga jadi gelap, serta sisa makanan-minuman mudah terfiksasi/menempel di area perusakan tersebut.
Bila pada tahap ini sang gigi tidak mendapatkan perawatan yang sesuai, kasus anomali akan berlanjut: memunculkan sensasi keluhan rasa linu oleh stimulan, ketika perluasannya telah sampai ke lapisan dentin sang gigi.
Berlanjut kemudian, dengan munculnya rasa linu spontan tanpa stimulan, yang mengindikasikan telah makin dalamnya ekspansi kerusakan. Hingga pada keluhan rasa sakit tiada tertahankan yang dapat dirasakan menyebar ke area pelipis/kepala dan sulit tidur saat proses pengrusakan telah mencapai area jaringan pulpa dalam gigi dan memicu terjadinya proses infeksi akut pada jaringan pulpa sang gigi. Proses lanjut yang bila tidak juga mendapatkan perawatan, maka dapat berlanjut kronis hingga mematikan jaringan pulpa. Tidak ada lagi sensasi rasa linu pada gigi. Jaringan pulpa sang gigi tidak sekedar telah mati, tetapi sekaligus terinfeksi. Artinya, proses infeksi tetap akan berlanjut. Pada tahap ini, proses infeksi pada gigi mulai menginvasi ke tubuh secara umum. Pada beberapa dari kita, hingga menimbulkan kondisi demam.