ASI Eksklusif Membuat Menkes Risau
Menkes Nafsiah Mboi mengaku, risau melihat fakta masih kurangnya ibu melahirkan yang tidak memberikan ASI ekslusif.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi mengaku, risau melihat fakta masih kurangnya ibu melahirkan yang tidak memberikan air susu ibu (ASI) ekslusif.
"Masih 62 persen anak-anak yang belum memperoleh haknya mendapatkan ASI ekslusif," kata Nafasiah Mboi di kantor Kemeterian Kesehatan, Senin (16/12/2013).
Ia menilai dengan tidak memberikan ASI secara eksklusif berarti menolak pemberian Tuhan. Menolak melakukan perlindungan anak.
Mestinya seorang ibu harus merasa berdosa tidak memberikan ASI itu. Padahal ASI tidak bisa tergantikan oleh susu apapun, bahkan susu yang paling mahal sekalipun.
"ASI memperat hubungan ibu dan anak. ASI mampu lindungi anak dari hepatitis C. ASI produk steril yang tidak perlu dimasak dan tidak memicu infeksi," katanya.
ASI Eksklusif adalah pemberian ASI sedini mungkin setelah persalinan tanpa diberikan jadwal, tanpa makanan atau minuman tambahan selama enam bulan.