Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Musim Banjir, Bunda Waspada 7 Penyakit Ini Mengancam Anak

Ada beberapa penyakit menular yang harus diwaspadai orangtua saat banjir, berikut 7 penyakit yang mengancam anak saat banjir:

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Musim Banjir, Bunda Waspada 7 Penyakit Ini Mengancam Anak
Dokumen TRIBUNNEWS.COM
TRIBUNNEWS.COM/HERUDIN Sejumlah anak-anak ditemani orangtuanya bermain di air banjir setinggi 1,5 meter yang memutus Jalan KH Abdullah Syafei, Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (16/1/2012). Banjir yang menggenangi sejumlah wilayah di DKI Jakarta menjadi hiburan gratis bagi sebagian warga Jakarta. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

TRIBUNNEWS.COM  - Ada beberapa penyakit menular yang harus diwaspadai orangtua saat banjir, berikut 7 penyakit yang mengancam anak saat banjir:

1. Diare. Penyakit Diare sangat erat kaitannya dengan kebersihan individu (personal hygiene). Pada musim hujan dengan curah hujan yang tinggi, potensi banjir meningkat. Pada saat banjir, sumber-sumber air minum, khususnya sumber air minum dari sumur dangkal, akan ikut tercemar. Di samping itu, pada saat banjir biasanya akan terjadi pengungsian dengan fasilitas dan sarana serba terbatas, termasuk ketersediaan air bersih. Itu semua menjadi potensial menimbulkan penyakit diare disertai penularan yang cepat. Pada anak, penyakit ini lebih mengancam karena daya tahan tubuh anak belum optimal.

Langkah antisipasi: Pertama, membiasakan cuci tangan dengan sabun setiap akan makan atau minum serta sehabis buang hajat. Kedua, membiasakan merebus air minum hingga mendidih setiap hari. Ketiga, menjaga kebersihan lingkungan, hindari tumpukan sampah di sekitar tempat tinggal. Keempat, hubungi segera petugas kesehatan terdekat bila ada gejala-gejala diare.

2.  Demam berdarah. Pada saat musim hujan, biasanya akan terjadi peningkatan tempat perindukan nyamuk aedes aegypti, yaitu nyamuk penular penyakit demam berdarah. Ini karena saat banjir, genangan air muncul di sana-sini. Hal ini dikarenakan pada saat musim hujan, banyak sampah seperti kaleng bekas, ban bekas, dan tempat-tempat tertentu terisi air dan terjadi genangan selama beberapa waktu. Genangan air itulah yang akhirnya menjadi tempat berkembang biak nyamuk tersebut. Dengan meningkatnya populasi nyamuk sebagai penular penyakit, risiko terjadinya penularan penyakit ini juga semakin meningkat.

Langkah antisipasi: Masyarakat ikut berpartisipasi secara aktif melalui gerakan 3 M, yaitu mengubur kaleng-kaleng bekas, menguras tempat penampungan air secara teratur, dan menutup tempat penyimpanan air dengan rapat. Selain itu, masyarakat diharapkan segera membawa  anak ke sarana kesehatan bila ada yang sakit dengan gejala panas tinggi tanpa sebab yang jelas, disertai adanya tanda-tanda pendarahan. Tingkatkan daya tahan tubuh anak agar penyakit ini tidak mudah menyerang. Entah dengan memberikan asupan bergizi, istirahat cukup, terhindar dari stres, dan lain-lain.

3. Penyakit leptospirosis. Penyakit leptospirosis disebabkan oleh bakteri yang disebut leptospira. Penyakit ini termasuk salah satu penyakit zoonosis karena ditularkan melalui hewan atau binatang. Di Indonesia, hewan penular terutama adalah tikus, melalui kotoran dan air kencingnya. Pada musim hujan, terutama saat banjir, tikus-tikus yang tinggal di liang-liang tanah akan ikut keluar menyelamatkan diri. Tikus tersebut akan berkeliaran di sekitar manusia sehingga kotoran dan air kencingnya akan bercampur dengan air banjir tersebut. Bila anak memiliki luka, kemudian bermain atau terendam air banjir yang sudah tercampur dengan kotoran atau kencing tikus yang mengandung bakteri lepstopira, berpotensi terinfeksi dan jatuh sakit.

Langkah antisipasi: Untuk menghindari timbulnya penyakit leptospirosis saat banjir, masyarakat diimbau untuk melakukan langkah-langkah antisipasi sebagai berikut: Pertama, menekan populasi dan hindari adanya tikus yang berkeliaran di sekitar tempat tinggal, dengan selalu menjaga kebersihan. Kedua, hindari bermain air saat terjadi banjir, terutama bila memiliki luka. Ketiga, gunakan pelindung, misalnya sepatu, bila terpaksa harus masuk daerah banjir. Keempat, segera berobat ke sarana kesehatan bila sakit punya gejala panas tiba-tiba, sakit kepala, dan menggigil.

Berita Rekomendasi

4. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Saat banjir dan musim hujan, penyakit ISPA banyak diderita. Penyebab ISPA dapat berupa bakteri, virus, dan berbagai mikroba lainnya. Gejala utama dapat berupa batuk dan demam. Jika berat, maka dapat atau mungkin disertai sesak napas, nyeri dada, dan lain-lain. Musim hujan datang, bibit penyakit ISPA pun dapat menyerang anak.

Penanganannya: anak diminta Istirahat; pengobatan simtomatis sesuai gejala penyakit, dan mungkin diperlukan pengobatan kausal untuk mengatasi penyebab; meningkatkan daya tahan tubuh; dan mencegah penularan terhadap orang sekitar (misalnya dengan menutup mulut ketika batuk, tidak meludah sembarangan). Faktor berkumpulnya banyak orang-misalnya di tempat pengungsian korban banjir-juga berperan dalam penularan ISPA.

5. Penyakit kulit. Penyakit ini juga kerap menyerang anak saat banjir. Penyakit kulit dapat berupa infeksi, alergi, atau bentuk lain. Jika musim banjir datang, maka masalah utamanya adalah kebersihan yang tidak terjaga baik. Seperti juga pada ISPA, berkumpulnya banyak orang juga berperan dalam penularan infeksi kulit. Sebagai antisipasi penyakit ini, jaga kebersihan kulit anak.

6. Penyakit saluran cerna lain, misalnya demam tifoid. Dalam hal ini, faktor kebersihan makanan memegang peranan penting. Saat banjir, sulit menjaga kebersihan makanan dan minuman yang ada. Sebagai langkah pencegahan, cuci tangan sebelum makan, pastikan makanan dimasak matang sebelum disajikan, dan pastikan kebersihan makanan sebelum dikonsumsi. Dengan begitu, serangan penyakit ini dapat diminimalkan.

7. Memburuknya penyakit kronis yang mungkin memang sudah diderita. Hal ini terjadi karena penurunan daya tahan tubuh akibat musim hujan berkepanjangan, apalagi bila banjir yang terjadi selama berhari-hari.

Untuk mengatasinya dan mencegah kronisnya penyakit, jaga perilaku hidup bersih sehat (PHBS), makan yang baik dan bersih, istirahat yang cukup, serta senantiasa melakukan cuci tangan pakai sabun (CTPS). Sebaiknya, lakukan CTPS ketika sebelum makan, sebelum mengolah makanan, setelah buang air besar, setelah menceboki anak, serta setelah berada lingkungan yang kotor dan lingkungan hewan.

Dengan pola hidup bersih dan sehat, ancaman 7 penyakit yang kerap menyerang anak saat banjir dapat dicegah.

Tags:
Sumber: Nakita
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas