Berobat Setengah-setengah, Ini Akibat Lebih Buruk Bagi Penderita Tuberkulosis
Bagi penderita tuberkulosis, jangan berobat setengah-setengah. Ini akibat lebih buruk bagi penderita.
Penulis: Daniel Ngantung
Editor: Agung Budi Santoso
TRIBUNNEWS.COM - Meski jumlah penderitanya menurun di Indonesia, penanganan tuberkulosis (TB) masih menemukan tantangan.
Salah satunya adalah pasien tidak patuh dan berkomitmen untuk berobat hingga tuntas.
Hal ini disampaikan dr. Muhammad Arifin Nawas, Sp.P(K), pada acara SOHO #BetterU: Hari Tuberkulosis Sedunia" di Hotel Akmani, Rabu (18/3/2014).
Tuberkulosis adalah penyakit yang mudah disembuhkan jika belum memasuki fase terparah. Penyakit menular ini disebabkan oleh kuman jahat bernama basil tuberkulosis. Kuman ini mudah sekali meradang saat kondisi kekebalan tubuh sedang menurun.
Penularannya dapat melalui udara sewaktu pasien batuk, berbicara atau bersin. Gejalanya antara lain demam, terkadang menggigil, batuk selama berbulan-bulan lalu diikuti batuk darah, nafsu makan menurun, mudah lelah dan berat badan merosot.
Arifin menjelaskan ada dua tahap pengobatan yaitu fase awal yang berlangsung selama 2-3 bulan. Lalu dilanjutkan fase lanjutan selama 4-7 bulan.
Pada fase awal, obat yang diminum pasien berfungsi untuk membunuh kuman. Bila berhasil, pasien akan merasa bugar, bebas dari batuk, dan daya tahan
"Di saat seperti inilah, pasien merasa dirinya telah bebas tuberkulosis. Mereka pun mulai meninggalkan pengobatan karena tidak perlu. Padahal obat harus diminum berkelanjutan," ujar ketua umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia itu.
Justru obat dalam fase lanjutan bertugas untuk mensterilkan kuman. Arifin mengatakan kuman TB memiliki sifat yang unik karena susah keluar dari tubuh. Jadi, bila bersarang cukup berbahaya.
Putus berobat dapat menyebabkan kuman tuberkulosis semakin mengganas hingga akhirnya terjadilah TB multi-drug resistant (TB - MDR). Pasien jenis TB ini susah disembuhkan karena kuman menjadi kebal dari segala jenis obat. Pengobatannya akan memakan waktu lebih sehingga biaya yang dikeluarkan menjadi lebih besar.
"Kasus putus berobat ini sering kali kami temui. Ini adalah hambatan terbesar," katanya.
Ia mengimbau agar pasien berkomitmen dan disiplin menjalankan pengobatan hingga tuntas.
Masyarakat juga diminta untuk tidak mengucilkan pendertita TB. Walau menular, kuman ini masih bisa ditangkal misal dengan penggunaan masker.
Daniel Ngantung
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.