Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Pertumbuhan Rahang Anak Tidak Normal Gara-gara Kebiasaan Ngempeng

Kebiasaan memberikan dot kepada anak-anak (ngempeng) justru dampak jangka panjangnya bisa membuat pertumbuhan rahangnya tidak normal.

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Pertumbuhan Rahang Anak Tidak Normal Gara-gara Kebiasaan Ngempeng
net

TRIBUNNEWS.COM - Industri perlengkapan ibu dan bayi saat ini membuat para orangtua lebih mudah menjalani hari-hari sebagai ibu baru maupun mengasuh bayi. Semuanya dirancang serba memudahkan dan menghemat waktu, sehingga ibu lebih dapat menggunakan waktu berkualitasnya bersama si kecil.

Namun betulkah semua peralatan bayi tersebut memang baik dan diperlukan oleh bayi? Menurut dokter spesialis anak dan konsultan laktasi dr Wiyarni Pambudi, SpA, IBCLC, setidaknya ada dua hal yang sebetulnya tak perlu diberikan kepada bayi atau balita.

Yang pertama adalah baby walker , yang dianggap mampu membantu menstimulasi si kecil untuk cepat berjalan. Padahal berdasarkan penelitian para ahli sejak tahun 1980-an, alat ini justru bisa mencelakakan balita yang sedang belajar berjalan.

Satu hal lagi yang sebaiknya tak diberikan kepada bayi atau balita adalah dot, yang dipercaya banyak orangtua bisa membuat bayi atau balita lebih tenang dan tidak rewel. Terutama ketika sudah kenyang menyusu dan menjelang tidur. Namun kebiasaan memberikan dot kepada anak-anak (ngempeng) justru dampak jangka panjangnya bisa membuat pertumbuhan rahangnya tidak normal.

"Pertumbuhan rahang dan gigi bayi di usianya itu, kan, masih sangat fleksibel. Ada banyak kejadian, bayi atau balita yang sering sekali menggunakan dot rahangnya jadi lebih maju ketimbang anak normal lainnya," ungkap Wiyarni, yang akrab disapa dr Oei, saat talkshow  bertema "Essential Body Contact for Physical and Emotional Children Growth" di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Selain itu, membiasakan menggunakan dot pada bayi yang masih menyusui juga bisa membuat bayi bingung puting, dan akhirnya menjadi tidak mau menyusu ASI kembali.

"Ya, banyak sekali bayi yang jadi enggan menyusu pada puting ibunya karena sudah merasa enak mengunyah dot," papar dr Oei.

Berita Rekomendasi

Efek buruk lainnya adalah ketika sudah waktunya memisahkan anak dari dotnya. Menurut dr Oei, melepaskan dot jauh lebih susah ketimbang menyapih bayi yang akan lepas ASI. (Tabloidnova.com/Intan Y. Septiani)

Sumber: Tabloidnova.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas