Manfaat Sport Drink Bagi Olahragawan Tak Sebesar Gembar-gembor Iklannya
Manfaat minuman olahraga (sport drink) bagi para olahragawan tidak sebesar gembar-gembor iklannya. Kata ahli, belum terbukti.
Editor: Agung Budi Santoso
TRIBUNNEWS.COM - Iklan sport drink alias minuman olahraga selalu menampilkan para atlet yang tampak bugar dan berstamina selama pertandingan. Namun para ahli mengingatkan bahwa minuman olahraga mungkin tak ada manfaatnya.
Citra sport drink sebagai minuman penguat stamina tubuh ini tidak lepas dari para atlet yang menjadi bintang iklannya. Sebut saja, atlet sepakbola Gareth Bale dan atlet golf Tiger Woods yang dikontrak menjadi duta bagi beberapa produsen minuman olahraga.
Meski minuman olahraga ini tak berbahaya seperti rokok, tetapi para ahli mengingatkan bahwa manfaat kesehatan minuman ini masih belum terbukti.
"Para atlet yang menjadi duta produk bisa menyesatkan pandangan masyarakat akan manfaat dari minuman olahraga. Padahal, belum ada bukti ilmiah," tulis para peneliti dalam jurnal British Medical Journal.
Sejauh ini hanya ada sedikit bukti yang menyebutkan produk sport drink akan meningkatkan performa olahraga dan pemulihan.
Para ahli menjelaskan bahwa minuman olahraga hanya memberi sedikit manfaat dibanding air mineral biasa bila aktivitas olahraga yang dilakukan kurang dari 90 menit.
Olahraga yang singkat seperti ini hanya membutuhkan pengganti cairan dari keringat yang keluar untuk menghindari dehidrasi. Fungsi tersebut sudah dapat dicukupi oleh air biasa.
Simon Outram dan Bob Stewart dari Institut Olahraga, Latihan, dan Hidup Aktif, Australia, mengatakan, kampanye iklan yang sukses membuat orang tidak skeptis terhadap produk ini.
Ada alasan mengapa produsen minuman olahraga berani berinvestasi besar-besaran dengan mensponsori kegiatan olahraga. "Karena kegiatan mensponsori itu -lengkap dengan duta dan iklannya- membawa pesan bahwa produk mereka penting untuk berolahraga," kata Outram dan Stewart.
Menanggapi hal tersebut, Gavin Partington, direktur umum Asosiasi Minuman Soda Inggris, mengatakan, "Tulisan pada BMJ itu hanyalah bentuk penolakan penulisnya terhadap iklan. Alasannya, minuman olahraga sudah sangat terkenal dan mudah diperoleh pasar. Formulasi minuman ini didasarkan pada bukti ilmiah dan pengetahuan medis. Semua minuman olahraga juga diberi label informasi kandungan nutrisi termasuk kalorinya." (Lusia Kus Anna)