Konsumen Indonesia Abaikan Informasi Label Makanan
Konsumen Indonesia selama ini banyak yang tidak memperhatikan label makanan pada kemasan pangan olahan.
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Apa yang pertama kali Anda lihat ketika hendak membeli maknanan kemasan? Apakah membaca label kemasan makanan atau informasi nilai gizi? Kebanyakan orang menjawab lebih memperhatikan nama produk dan harganya.
Kasubdit Standarisasi Pangan Khusus Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI Yusra Egayanti mengatakan, konsumen Indonesia selama ini banyak yang tidak memperhatikan label makanan pada kemasan pangan olahan.
“Selain harga, yang pertama kali diperhatikan konsumen sebelum membeli produk kemasan yaitu waktu kadaluarsa, label halal, dan nama produk saja. Survei menunjukkan, informasi gizi sangat kurang diperhatikan,” ujar Ega di Gedung Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Kamis (5/2/2015).
Menurut Ega, membaca label makanan kemasan penting untuk mengatur asupan gizi, terutama terhadap gula, garam, dan lemak. Seperti diketahui, batas konsumsi gula, garam, dan lemak yang disarankan oleh Kementerian Kesehatan RI (Kemkes) per orang per hari yaitu 50 gram (4 sendok makan) gula, 2000 miligram natrium/sodium atau 5 gram garam (1 sendok teh), dan untuk lemak hanya 67 gram (5 sendok makan minyak).
Konsumsi lebih dari itu dapat meningkatkan risiko penyakit tidak menular seperti jantung, diabetes, hipertensi, hingga stroke. Ega menjelaskan, pemberian label informasi gizi juga merupakan salah satu strategi yang direkomendasikan WHO untuk mencegah penyakit tidak menular.
Itulah mengapa, dalam setiap produksi pangan olahan untuk diperdagangkan wajib memuat informasi kandungan gula, garam, dan lemak. Sayangnya, perilaku konsumen di Indonesia masih mengabaikan label informasi nilai gizi pada makanan. “Kami akan evaluasi pemberian label. Mungkin terlalu kecil tulisannya sehingga tidak consumer friendly,” kata Ega.
Adanya label ini diharapkan dapat membuat konsumen lebih pintar memilih makanan sehingga membatasi asupan gula, garam, dan lemak. Menurut Ega, hal ini dapat menjaga dan memelihara kesehatan konsumen.
“Biasakan membaca label makanan sehingga bisa memilih sesuai kebutuhan. Misalnya menderita hipertensi, perhatikanlah jumlah kandungan sodium, natrium atau garam pada label,” imbuhnya.