Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Program Sahabat Gizi Kita, Lepaskan Ikwal dari Status Gizi Buruk

Tersenyum menandakan rasa senang kini nampak di wajah M Ikwal (3), saat tertemu orang baru dikenalnya.

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Fajar Anjungroso
zoom-in Program Sahabat Gizi Kita, Lepaskan Ikwal dari Status Gizi Buruk
IST
Salah seorang petugas mendata balita yang ada di Desa Pangkalan Tangerang untuk menemukan anak-anak bergizi buruk belum lama ini. 

TRIBUNNEWS, JAKARTA - Tersenyum menandakan rasa senang kini nampak di wajah M Ikwal (3), saat tertemu orang baru dikenalnya. Terkadang ia mendekati lalu mengajak bicara dengan logat anak-anak.

Di balik senyumannya, balita yang kesehariannya dipanggil I'ik itu sebelumnya adalah penderita gizi buruk. Bahkan, saat lahir berat badan hanya 1,5 kilogram.

Penderitaannya tidak berhenti di situ. Sejak usia empat bulan, sang ayah yang mestinya menjaga, membesarkannya dengan penuh kasih sayang meninggalkannya. Sejak saat itu hingga usianya sekarang tiga tahun lebih empat bulan ayahnya tidak pernah menengok.

Kondisi ini membuat ibunya harus membanting tulang sebagai buruh pabrik dengan penghasilan Rp 250 ribu per minggu. Saat ibunya bekerja, ia diasuh oleh pakde-nya.

Kemiskinan, kurangnya kasih sayang membuat I'ik kurang diperhatikan gizinya bahkan tergolong anak bergizi buruk dengan berat badan 7,4 kilogram.

Tapi ini, setelah mengikuti program Sahabat Gizi Kita selama 1,5 bulan saja berat badannya meningkat menjadi 9,2 kilogram. Adapun Program Sagita ini pemberian dan pemantauan gizi selama 3 bulan.

I'ik adalah salah seorang balita yang mendapatkan program pemberian gizi yang dilakukan oleh Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU dan Yayasan Hasanah Titik di Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang.

Berita Rekomendasi

"Saat pertama bertemu dengan Iik, atau saat survey, ia sangat rewel. Kini sangat ceria, tidak takut lagi melihat orang baru," kata Nurhidayah selaku Koordinator Program Gizi PKPU kepada wartawan, Sabtu (7/2/2015).

Saat ini yang dibutuhkan bukan hanya menaikkan berat badannya tapi juga memberikan perhatian dan kasih sayang. Ia kurang mendapatkan perhatian dari kedua orang tuanya, terutama ayahnya.

"Kedepannya diharapkan selalu melihat senyumannya, bukan wajah yang penuh ketakutan," katanya.

Kondisi gizi buruk yang dialami I'ik diketahui saat tiga tenaga gizi dari Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU memantau balita gizi buruk melalui kunjungan dan wawancara pada 50 ibu balita se-Desa Pangkalan.

Program ini mempunyai misi meningkatkan status gizi para balita gizi buruk. Kegiatan ini dilakukan dengan berjalan kaki dari satu rumah balita ke rumah balita yang lainnya.

Tags:
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas