Pemahaman Masyarakat tentang Parkinson Masih Rendah
Pemahaman masyarakat awam tentang parkinson masih sangat rendah. Ini ditandai banyak pasien yang terlambat ditangani.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemahaman masyarakat awam tentang parkinson masih sangat rendah. Ini ditandai banyak pasien yang terlambat ditangani.
"Saat ini jumlah pasien parkinson akan meningkat menjadi 6,17 juta orang pada tahun 2030," kata dr Frandy Susatia, SpS, dokter spesialis saraf dari Parkinson’s and Movement Disorder Center Siloam Hospitals Kebon Jeruk (SHKJ) di Jakarta, Rabu (9/9/2015).
Saat ini penyakit parkinson belum bisa disembuhkan, tetapi gejalanya dapat diatasi dengan pemberian obat levodopa atau golongan obat parkinson lainnya, berolahraga dan fisioterapi.
"Setelah pemberian obat jangka panjang, maka obat dapat menjadi kurang efektif dan mempunyai efek samping," katanya.
Hal ini dapat dibantu dengan operasi Stimulasi Otak Dalam atau biasa disebut dengan Deep Brain Stimulation (DBS) agar sel dopamin dapat dirangsang.
Rangsangan ini membuat sel dopamin memproduksi dan bekerja optimal kembali sehingga gejala penyakit parkinson dapat diatasi dan dosis obat berkurang.
"DBS adalah operasi untuk mengatasi tremor, kaku, dan gerak yang lambat. Teknik operasi ini dilakukan melalui penanaman elektroda atau chip pada area tertentu di otak bagian dalam," katanya.
Elektroda atau chip dihubungkan dengan kabel ke baterai yang diletakkan di dalam dada sebagai sumber arus listrik.
"DBS telah disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) Amerika untuk pengobatan Essential Tremor (ET), Penyakit Parkinson (PD), Dystonia, dan Obsessive Compulsive Disorder (Sindrom Tourette)," katanya.
Siloam Hospitals Kebon Jeruk (SHKJ) menghadirkan Parkinson’s and Movement Disorder Center untuk memberikan harapan baru bagi penderita parkinson dan gangguan gerak lainnya.
Anggota tim dalam center ini beroperasi setiap Senin-Sabtu pukul 08.00-21.00 WIB adalah dr. Made Agus Mahendra Inggas, SpBS; dr. Frandy Susatia, SpS dan tim dokter lainnya. (Eko Sutriyanto)