Enggan Sunat? Siap-siap Terima Risiko Penis Diamputasi Plus Rugikan Pasangan
Selain untuk mencegah penyakit, seorang pria dewasa dapat termotivasi untuk melakukan sunat karena berbagai alasan.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM,BEKASI - Sunat pada pria yang sudah dewasa tidak hanya menurunkan risiko penularan HIV/AIDS hingga lebih dari 50 persen.
Juga menurunkan risiko terjadinya kanker prostat, menurunkan risiko terjadinya infeksi saluran kemih, termasuk di dalamnya infeksi menular seksual.
Juga menurunkan risiko terjadinya kanker serviks pada wanita yang menjadi pasangan pria tersebut.
"Artinya saat wanita berhubungan badan dengan pria tidak bersunat berisiko ke kanker serviks," kata dr. Mahdian Nur Nasution, SpBS, staf medis dari Rumah Sunatan saat temu media Sunat Dewasa Tidak Perlu Malu di Bekasi, Kamis (8/10/2015).
Pria tanpa sunat yang rentan terkena kanker penis. Mahdian bahkan pernah menjumpai pasien yang penisnya harus diamputasi.
"Amputasi dilakukan karena bisa membahayakan bagian tubuh lainnya. Orang itu berusia 28 tahun dan dugaan saya kanker ini muncul sejak masih kecil dan hingga diamputasi tidak disunat," katanya.
Selain untuk mencegah penyakit, seorang pria dewasa dapat termotivasi untuk melakukan sunat karena berbagai alasan.
Sunat dapat dilakukan karena alasan agama atau karena terdapat indikasi medis seperti fimosis, parafimosis, balanitis, dan postitis.
"Alasan lain yang juga cukup populer adalah alasan seksual, yaitu agar mendapatkan sensasi lebih saat bercinta atau demi memuaskan pasangan," katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.